Renungan Ke Enam
Demi Allah Ia itu Tidak Kecil Sehingga Bisa Ditawar Oleh Orang-orang Yang Pailit
Dakwah ini adalah dakwah yang agung, dan jihad ini adalah barang yang mahal lagi amat berharga yang tidak mendapat taufik untuk memikulnya, kecuali orang yang mengambilnya dengan haknya kemudian memahami benar hakikatnya dan mengetahui beban-bebannya serta dia menguasai ilmu syari’at dan realitanya.
“Katakanlah :”Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata”, (Yusuf : 108).
Kami telah mengingatkan setiap orang yang berakal dalam penjelasan Millah Ibrahim bahwa jalan ini tidak ditaburi dengan bunga mawar dan parfum atau ia dipenuhi dengan istrahat dan santai, akan tetapi dipenuhi dengan hal-hal yang tidak disukai, kepedihan dan cobaan, lagi ditaburi dengan darah, penjara dan penahanan, dan di dalamnya harus meninggalkan orang-orang yang dicintai dan keterpenggalan leher, dan oleh sebab itu tidak mampu memikul beban tugasnya dengan sebenar-benarnya, kecuali singa-singa dan rajawali bukan burung pipit atau burung kutilang.
Akan tetapi sebagian orang yang tidak memahami itu dan tidak peduli dengannya serta tidak mengetahui benar tipu daya musuh-musuh agama, dahsyatnya kedongkolan mereka terhadap dakwah ini dan kedengkian mereka terhadap jihad ini serta makar mereka terhadap para pemeluknya, bisa saja dia bergaun dengan dakwah ini dan mengaku sebagai pengusungnya tanpa memiliki kelayakan kemampuan untuknya, kemudian orang ingusan ini mengira bahwa dakwah ini adalah refreshing yang dengannya ia rekreasi atau bahwa ia adalah ‘game’ yang dengannya ia menghibur diri …terus dia berkecimpung di bidangnya dan menyebrangi menuju medannya tanpa memiliki bashirah (pengetahuan jelas) tentangnya atau rukun-rukunnya dan tanpa mengetahui hakikatnya dan hakikat beban tanggungjawabnya… serta tanpa memiliki kejelasan akan jalan musuh-musuhnya….
Kemudian pukulannya sangat menghentakkan dia lagi mengagetkan, dan bisa jadi menamatkannya bila dia ditimpa sebagian beban-beban konsekuensinya sehingga menjadi keterpurukan dan dia kembali ke belakang. Saya banyak menyaksikan nestapa-nestapa di penjara terutama dalam sebagian kasus-kasus yang sangat dibesar-besarkan oleh musuh-musuh Allah dan mereka menampakkannya bahwa ia adalah kasus-kasus terorisme yang berbahaya dan ternyata pelaku-pelakunya dalam banyak keadaan adalah para pemuda yang (masih) kecil atau para pemula yang tidak merupakan cerminan bahaya yang sebenarnya atas para thoghut, atau atas tuan-tuan mereka bangsa Amerika. Musuh sendiri mengetahui hal itu, akan tetapi ia tidak mau kecuali membesar-besarkan mereka, agar dia naik pangkat di atas punggung-punggung mereka dan mengantongi balasan pemberangusan terhadap rencana makar mereka yang keji yang dituduhkan dan penggagalannya terhadap rancangan-rancangan mereka yang amat besar yang mayoritasnya adalah impian bohong dan cerita khayalan yang dibuat-buat, dan agar impian-impian bohong macam ini segera dibunuh sejak masih bayi karena khawatir meluas jangkauan para perencananya dan berkembang lalu mereka mengembangkannya kepada realita yang nyata.
Masalahnya sampai pada kondisi mereka menangkap seseorang pemuda yang gila, dan mereka menangkap bersamanya mainan anak-anak yang berbentuk pistol dan si pemuda itu menegaskan kepada mereka pemikirannya dan impiannya untuk memerangi Yahudi, maka mereka menangkapnya langsung dan mengalamatkan kepadanya tuduhan rencana terror, dan ia dilimpahkan kepada jaksa penuntut umum di Mahkamah Keamanan Negara yang menahannya beberapa bulan di penjara dan dia tidak memberikan jaminannya, kecuali dengan susah payah bersama kesaksian orang yang jauh dan dekat bahwa dia itu gila.
Pemuda ini, sebab penangkapannya adalah bahwa ia bertanya kepada seorang tentara tentang jalan menuju Palestina, kemudian tatkala si tentara itu meminta keterangan darinya tentang sebab pertanyaannya, maka ia langsung terus terang kepadanya menjelaskan impiannya itu maka langsung saja si tentara itu menangkapnya dan menyerahkannya kepada tuan-tuannya. Di bawah pukulan dan penyidikan agar dia mengaku tentang senjata yang akan dia gunakan untuk memerangi Yahudi, maka ia menunjukan kepada mereka sepucuk pistol mainan yang ia sembunyikan di rumahnya yang dengannya ia ingin menjihadi Yahudi….Tentunya tidak ada celaan terhadap pemuda ini, karena ia tergolong orang yang Allah maafkan.
Akan tetapi celaan adalah terarah kepada sebagian orang-orang yang terbelakang dari kalangan yang telah Allah berikan kepada mereka nikmat akal, akan tetapi mereka tidak belajar dan tidak terbina dan tidak memiliki kemampuan (ilmu) syar’iy dan kejiwaan (yang matang, ed) untuk memikul beban-beban dakwah yang mahal ini, serta mereka tidak menguasai pengetahuan akan kebusukan musuh-musuhnya dan tidak mengetahui jelas akan jalan mereka dan metode-metode mereka yang busuk dalam hal makar dan tipu daya terhadap para du’at dan mujahidin, pendorong mereka hanyalah semangat kosong, mereka tidak mendapatkan orang yang mengarahkan mereka untuk mempelajari dien, ‘aqidah dan tauhid mereka… Mereka juga tidak mau sedikit susah untuk duduk di halaqah ilmu atau mengkhususkan diri untuk mengkaji kitab-kitabnya karena bukan termasuk prioritas utama mereka mencari ilmu syar’iy atau memiliki wawasan luas akan realita kaum muslimin, dan mereka tidak mengambil pelajaran dari kemampuan-kemampuan atau pengalaman-pengalaman orang lain yang telah mendahului mereka dalam jalan ini serta mereka malah bersikukuh untuk mengulang kesalahan-kesalahan yang sama yang mana sejawat-sejawat mereka telah terjatuh ke dalamnya, padahal orang yang bahagia adalah yang mengambil pelajaran dari orang lain.
Sebagian mereka duduk-duduk di pinggir jalan berjam-jam, dia sia-siakan waktunya untuk ngobrol yang tidak karuan, bercanda dan bermain bahkan merokok…, kemudian bila mereka mendapatkan senjata maka mereka mulai berfikir tentang operasi yang akan mereka lakukan dengannya, apa saja operasi itu… dan bisa saja karena kesenjangan sosial , kurangnya materi dan kekosongan pemikiran juga serta kekosongan dari cita-cita yang tinggi… bisa saja pemikiran mereka ini mendorong mereka untuk merampok rumah wanita tua dengan klaim bahwa dia itu pelacur atau dengan klaim dia itu mencurigakan, atau merampok toko dan merampas harta pemiliknya dengan dalih bahwa dia mengkonsumsi minuman keras atau menjualnya, dan kamu tidak usah khawatir terhadap motif dan faktor pendorong karena teman kita ini akan menjadikannya islamiy lagi bersih, di mana harta itu bukan untuk rokoknya dan bukan pula untuk makanan dan minumannya, sama sekali bukan, akan tetapi untuk mendanai jihadnya yang selalu terbayang-bayang dalam pikirannya….
Perampokan dan penjarahan ini bukanlah pencurian dan bukan pula ghashab, akan tetapi jihad dan i’dad di jalan Allah !!
Sikap tegas adalah wajib atas pembawa dakwah ini dan itu adalah harus dalam menyikapi macam-macam orang-orang tadi. Kejelasan sikap terhadap mereka sejak awal jalan melangkah adalah harus yang tidak mungkin mengenyampingkannya orang yang menghargai waktunya, umurnya dan dakwahnya. Bila penyeru dakwah yang mahal dan jihad yang penuh berkah ini tidak tegas terhadap mereka, maka mereka akan menggusurnya, menyibukannya dan menyia-nyiakan kerja keras dan waktunya, serta mereka akan mencorengnya dan mencoreng dakwah dan jihadnya dengan kasus-kasus mereka yang aneh lagi ganjil yang atasnya mereka akan divonis di ujung perjalanan dan kamu akan mendapatkan di daftar tuduhan-tuduhan terhadap mereka biasanya hal yang amat kontradiksi, dan hal-hal yang menyedihkan kaum mukminin dan menyenangkan musuh-musuh dakwah ini serta menggembirakan hati orang-orang yang senang bila perbuatan keji itu merebak di tengah orang-orang yang beriman, dan membantu mereka terhadap pencorengan dakwah ini dan penghinaan terhadapnya, dan menjadikan bagi mereka jalan (jalan apa saja) atas kaum mu’minin. Orang-orang yang mengomentari kasus-kasus semacam ini terheran-heran, di mana mereka melihat para tersangka di dalamnya adalah orang-orang yang berjenggot dan mereka dihadirkan ke tempat-tempat persidangan sedang mereka bertakbir dan bertahlil serta melontarkan ucapan-ucapan Islamiy, dan ternyata didapatkan tuduhan-tuduhan yang didakwahkan kepada mereka hal yang kontradiktif yang tidak bisa disatukan, di mana engkau mendapatkan di dalamnya tuduhan rencana terror dan organisasi bersenjata di samping tuduhan pencurian atau penjarahan atau perampokan dan penghianatan amanah.
Di sini saya tidak berbaik sangka kepada undang-undang musuh-musuh Allah yang biasanya menamai banyak hal dengan bukan nama-nama yang sebenarnya, sebagaimana saya tidak membersihkan musuh-musuh Allah dari kebiasaan penyematan tuduhan, dusta dan pengada-adaan; karena hukum asal pada diri mereka sebagaimana yang telah kami utarakan adalah dusta dan khianat, dan mereka itu tidak menjaga pada diri orang mu’min tali kekerabatan dan jaminan, serta mayoritas mereka adalah termasuk orang-orang yang senang bila perbuatan keji itu merebak di tengah orang-orang yang beriman, akan tetapi dalam waktu yang sama dan agar saya jujur terhadap diri saya dan terhadap ikhwan dalam nasehat, perbaikan dan perubahan, saya tidak membebaskan sebagian para pemuda itu (dari tuduhan tersebut). Saya tidak berbicara dari realita kosong atau dari khayalan, akan tetapi saya berbicara dari realita penjara yang saya hidup di dalamnya, sungguh saya telah melihat dan mendengar serta mengetahui langsung orang-orang yang telah menjadikan jalan bagi orang-orang kafir atas diri mereka dengan sebab sikap ngawur mereka : Dan itu dengan sebab mereka mencelupkan diri mereka pada tuduhan-tuduhan dan perbuatan-perbuatan yang muncul dari kebodohan terhadap ajaran Allah dan kalalaian dari realita kaum muslimin pada hari ini… Kebodohan akan syari’at ini menghantarkan mereka pada pencelupan diri dalam perbuatan-perbuatan yang kotor dan penghalalan harta-harta yang sebenarnya adalah terjaga (ma’sum) termasuk walaupun para pemiliknya itu adalah orang-orang muslim yang fasiq lagi bejat. Kebodohan akan realita ini menjadikan merekakadangserabutan dalam memilih sasaran-sasaran yang aneh yang menjadikan mereka bahan tertawaan manusia dan menjadikan dakwah dan jihad ini sasaran panah orang-orang yang suka menghujat dan memperolok-olok, dan kadang sasaran-sasaran yang memberikan loyalitas bagi musuh-musuh Allah untuk mengencangkan penguasaannya terhadap kaum muslimin tanpa sedikitpun pukulan yang dirasakan musuh-musuh Allah atau faidah yang kembali kepada Islam dan kaum muslimin.
Kemudian dengan sebab lemahnya pembinaan iman yang mendahului ujian atau tidak adanya pembinaan itu, engkau mendapatkan mayoritas mereka itu melemah dan rapuh saat terjatuh di tangan musuh-musuh Allah, di mana sebagian mereka memelas-melas kepada mereka dan menampakkan taubat dan penyesalan serta memanggil mereka dengan kata (tuanku / yang mulia / yang terhormat), dan sebagian mereka melaknat dan mencela ikhwannya dan berlepas diri dari mereka, maka jihad macam apa ini yang mana para pelakunya belum siapuntuk memikul beban bahayanya dan belum mengetahui jelas volume tantangan-tantangannya, sehingga akhirnya mereka menjadi bahan mainan di tangan musuh-musuh agama, di antara mereka ada yang terpuruk atau berbelok dari jalan ini, dan di antara mereka ada yang dimanfaatkan oleh musuh-musuh Allah setelah itu sebagai mata-mataterhadap ikhwannya, serta sedikit sekali di antara mereka yang mengambil pelajaran lagi teguh dan tidak berubah pendirian.
Apa belum tiba bagi mereka itu saatnya mereka naik pada tingkat jihad yang agung ini dan mereka menjadi orang-orang yang layak untuk memikul dakwah yang mahal ini, serta mereka menjadi orang-orang pada tingkat tipu daya musuh-musuh Allah terhadap pemeluk agama ini, di mana mereka itu selamanya tidak bisa selevel walau dengan para pemuda muslim yang dangkal yang kadang terjatuh ke dalam hal-hal yang tadi disebutkan atau yang lainnya bahwa mereka itu para pemuda atau anak-anak atau remaja, sama sekali tidak, akan tetapi musuh-musuh Allah itu membuat tipu daya terhadap mereka dan terhadap setiap orang yang bergabung dengan dakwah ini walaupun bahayanya amat kecil dan umurnya masih belia, mereka memerangi anak-anak itu dan menyikapi mereka seolah mereka itu para terroris yang berbahaya yang bertujuan mencabut pemerintahan kafir mereka dari akar-akarnya, dan menggulingkan tahta kekuasaan mereka yang rusak dari pangkalnya serta membakar dan menghabisi tuan-tuan mereka. Maka mereka siaga penuh menghadapinya, membuat tipu daya, jebakan, dan pengintaian, mereka menyiapkan segalanya untuk memberantasnya, saling bekerjasama dan saling bersepakat di antara mereka…
Maka kapan kita benar-benar seperti apa yang diperhitungkan dan diperkirakan oleh musuh-musuh kita….dan kapan kita sampai pada tingkat yang mana rasa takut bersarang di hati mereka dengan sebab kehebatan kita, kelihaian kita dan kecerdikan kita yang nyata lagi sebenarnya…,bukan tipu daya dari mereka dan pengkaburan…???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar