Jumat, 02 September 2011

Merenung Sejenak Terhadap Hasil-Hasil Jihad :: Antara Kebodohan Terhadap Syari’at & Kebodohan Terhadap Realita (15)

Renungan Ke Lima Belas

Durhaka Terhadap Dakwah
“Al Fishamiyyun”

Alangkah menyedihkan ucapan seseorang dari mereka terhadap saya. Sedang saya dalam kondisi dipenjara, dan dia itu baru pulang dari suatu negeri, seraya penuh semangat untuk perang di sana, dia mengatakan seraya mengingkari : (“Apa yang kalian lakukan, duduk-duduk di negeri ini !!).

Ucapan itu adalah bantahan yang penuh emosi darinya terhadap sikap kehati-hatian yang telah saya utarakan kepadanya seputar pengobaran para pemuda dan penyemangatan mereka untuk safar ke negeri itu dan mengosongkan medan (dakwah) dengan hal itu dari para aktivis dan du’at.

Maka saya katakan kepadanya : [ Andai kau katakan itu sedang saya berada di rumah serta bersama isteri-isteri dan anak-anak saya tentulah ucapan ini tidak membuat sedih selamanya ] padahal sesungguhnya saya dengan karunia Allah telah menjadikan hidup saya semuanya untuk dakwah, dan isteri-isteri saya pun mengetahui bahwa dakwah tauhid ini adalah serikat mereka yang ketiga, yang selalu didahulukan dan dikedepankan serta paling dipentingkan, dan saya memohon kepada Allah ta’ala agar berjumpa dengan-Nya sedang saya cenderung kepadanya, dan ia adalah kecenderungan yang sama sekali tidak membuat isteri-isteri saya merasa keberatan bahkan mereka amat senang terhadapnya dengan karunia Allah.]

[…Adapun dia mengkhithabi saya dengan ucapan itu sedang saya berada di balik teralis dan jeruji penjara, maka saya menganggap bahwa itu adalah kelalaian dan aib darinya ]…

Saya di sini tidak merasa berjasa terhadap dien dan dakwah saya dengan pemenjaraan dan ujian saya ini, saya berlindung kepada Allah dari hal itu dan saya memohon ampunan kepada-Nya subhaanah serta saya meminta kepada-Nya agar menerima amal kami seluruhanya… Seandainya tanpa Allah ‘azza wa jalla tentulah kami tidak mendapat hidayah, kami tidak berdakwah, kami tidak berjihad dan kami tidak teguh dalam ketertawanan serta dalam yang lainnya, akan tetapi saya ingin memalingkan pandangan orang yang membantah itu kepada keadaan bahwa pengganti dari pergi perang ke front-front yang mana ia mengobarkan (semangat orang) terhadapnya dan kami berhati-hati terhadap pengobaran semangat yang dia lakukan itu, tidak mesti selalu penggantinya itu adalah tidur, duduk-duduk dan cenderung kepada anak-anak, isteri-isteri dan dunia, sebagaimana yang diyakini atau diduga oleh orang-orang yang saya beri nama mereka itu dengan sebutan “Al Fishamiyyun“ (orang-orang yang memilah) atau “Al Khishamiyyun“ (orang-orang yang memisahkan), karena mereka menciptakan di hadapan kita pemilahan yang merana (buruk) dan pemisahan orang yang asing lagi aneh antara dakwah dengan jihad !!

Oleh sebab itu sesungguhnya kepedihan saya dari ucapan si kawan itu bukanlah karena pribadi saya dengan apa yang dialaminya demi dakwah yang saya harapkan balasannya di sisi Allah, yang dengan sebabnya saya berada di balik tembok penjara dan kawan saya ini merendahkan penyibukkan diri denganya….

Akan tetapi yang telah membuat saya pedih dan menyakitkan saya adalah pemilahan dan pemisahan antara dakwah tauhid dengan jihad, dan yang mana bahayanya telah menjalar di tengah para pemuda yang bersemangat tinggi itu, dengan alasan yang aneh yang dituturkan si kawan itu saat ia berkata : [ Hai kawanku setelah tragedi 11 September tidak ada dakwah lagi, sekarang tidak ada giliran kecuali untuk qital …]!!

Penetapan dan tanggal dari kawan saya ini adalah amat aneh, dan saya memuji Allah ta’ala karena saya belum pernah mendengarnya sampai saat ini dari selain dia, maka saya segera menulis tentangnya agar saya melenyapkan pemilahan ini dari akarnya dan menghabisinya….

Wahai kawan yang saya cintai, saya tidak akan mengagetkanmu atau melemparmu dengan (tuduhan) kebodohan, kurang pemikiran, sempit wawasan, pendek pandangan dan dangkal pemahaman, walaupun engkau dengan pemahamanmu itu tidaklah jauh dari ini semua….saya tidak akan membalasmu dengan hal itu sebagai balasan tuduhan orang-orang semacam engkau dari kalangan Fishamiyyun terhadap para pengusung dakwah ini dengan tuduhan duduk-duduk serta cenderung kepada dunia, anak dan isteri, karena tidak seperti ini wabah ditanggulangi dan bukan dengan seperti ini dicari penyembuhan dari penyakit, akan tetapi saya akan mengatakan kepadamu : Duduklah bersama saya, kita diskusi dengan tenang, dan bukakan buat saya hati dan dadamu serta kita tinggalkan sikap ngotot dan berbantah-bantahan….

Pertama-tama saya menanyakan kepadamu wahai teman : Dari mana asal kamu, ikhwanmu dan para panglima jihadmu fulan, fulan dan fulan telah keluar…?

Bukankah mereka telah keluar dari rahim dakwah ilallah?

Siapa yang dengan karunia Allah telah membawa tanganmu dan menarikmu dari berbagai manhaj dakwah yang sesat,tafrith dan irja,dan menjauhkanmu dari lobang-lobang ghuluww dan ifrath dalam takfir, serta membimbingmu kepada bashirah dalam pemahaman dan tauhid ini ? Bukankah itu semua dengan barakah dakwah tauhid yang istimewa dan para du’atnya…? Maka kenapa sikap tanakkur (membalas kebaikan dengan keburukan)dan ‘uquq (kedurhakaan) ini ? Kemudian apa yang telah mewujudkan jihad yang istimewa lagi penuh berkah yang dahulu kita mencari-carinya dan memimpikannya sejak puluhan tahun, bukankah ia adalah dakwah ilallah yang istimewa ini ?

Saudaraku tercinta, demi Allah yang tidak ada ilah yang haq kecuali Dia, kamu telah berkali-kali melihat saya di Peshawar dan di Afghanistan seperti itu pula, dan di sela-sela itu berkali-kali ditawarkan kepada saya bertemu dengan sebagian panglima-panglima jihad yang sebagian mereka pada hari ini saya anggap termasuk para penghulu mujahidin di zaman kita dan perhiasan manusia masa kini, tapi saat itu keadaannya bagi saya adalah– sebagaimana yang dikatakanAbdullah ibnul Mubarak tentang sebagian para perawi yang diperbincangkan– (Saya menemui kotoran unta adalah lebih saya sukai dari pada saya menemui salah seorang dari mereka) karena bashirah(pemahaman) mereka saat itu adalah sesat berkenaan dengan para thoghut hukum dan anshar mereka, dan saat itu mereka ngawur dalam menjalin hubungan atau koalisi dengan banyak para tokoh kesesatan dari kalangan yang Allah ta’ala telah berikan kepada kami bashirah tentang mereka dan penyimpangan-penyimpangan mereka sejak dini yang mana kaum Al Fishamiyyun itu begadang malam dalam menjaga para tokoh yang sesat itu dan mereka mengorbankan jiwa raganya untuk melindungi mereka dan berperang bersama mereka, kemudian status mereka pada hari ini terbongkar bagi setiap orang yang jauh dan dekat.

Saya katakan : Apa yang memindahkan orang-orang macam mereka itu dalam hati kami dari kedudukan kotoran unta kepada kedudukan berlian dan lambang kebanggaan…? Bukankah ia adalah keberkahan dakwah, hasil-hasilnya, tulisan-tulisannya, kitab-kitabnya dan syaikh-syaikhnya ?? Dakwah yang wajib tetap menyertai jihad lagi mengiringinya, ia tidak menggugurkan jihad dan jihadpun tidak menggugurkannya…maka dari mana engkau wahai kawan datang kepada kami dengan pemilahan yang buruk ini ?

Wahai kawan tercinta …,saya tidak ingin memahamkanmu kepadanya sedang saat itu kamu tidak memiliki kecakapan untuk mendengarkan dan memperhatikan kepadanya –seperti kebiasaan mayoritas Al Fishamiyyun, sesungguhnya mereka sayang sekali tidak memiliki kecakapan untuk mendengar, padahal sesungguhnya di antara etika terpenting pencari ilmu adalah kecakapan untuk mendengar-; ia adalah suatu yang amat penting, maka bukalah hatimu mudah-mudahan kamu memahaminya…

Wahai saudara, bila kita ingin membandingkan keutamaan antara dakwah dan jihad…

Maka kami pertama-tama bertanya : Apa macam dakwah yang ditaruh di sisi timbangan yang membandingkan dengan jihad ?

Dan kedua : Apa macam jihad yang ingin kita taruh di sisi timbangan lainnya ?

Bila pembicaraan tentang suatu dakwah dari dakwah-dakwah yang menyimpang atau berpaham irja atau dakwah yang menguntungkan pemerintahan lagi menyenangkan para thoghut lagi membebek terhadap politik-politik mereka, atau dakwah yang melegalkan masuk Parlemen Legislatitif yang berdasarkan UUD, maka enyahlah kemudian enyalah bagi dakwah-dakwah macam ini. Tidak ada tempat untuk membandingkan dan menimbang antara dakwah-dakwah itu dengan macam jihad yang paling rendah sekalipun.

Dan setiap orang yang berakal yang mengetahui kami, dia mengetahui bahwa kami dengan karunia Allah dan taufiq-Nya adalah manusia yang paling jauh dan paling berlepas diri dari dakwah-dakwah ini, dan bahwa kami saat berbicara tentang dakwah atau menyebutkannya maka kami tidak memaksudkan sedikitpun selain dakwah tauhid yang penuh berkah yang istimewa yang mencakup yang menyeluruh yang tidak menelantarkan satu sisipun dari sisi tauhid dan tidak membedakan atau menghiasi satupun dari macam-macam syirik…. Ialah dakwah yang ikatan terkokohnya al hubbu fillah(cinta karena Allah) dan al bughdlu fillah (benci karena Allah), serta al muwalah fillah (loyalitas karena Allah) dan al mu’adah fillah (memusuhi karena Allah), (ia adalah) millah Ibrahim dan dakwah penutup para Nabi dan Rasul.

Maka letakkanlah -wahai kawan- dakwah ini pada sisi timbangan pertama, dan sekarang mari bersama saya menengok kepada sisi timbangan yang lain.

Jihad atau qital macam apa yang engkau maksud ?

Apakah qital yang serabutan di bawah panji-panji jahiliyyah ? saya tidak menduga kamu memaksudkan qital ini, karena ini bukan kamus kita dan kita tidak memiliki kepentingan terhadap qital macam ini, serta tidak ada nilai dan harga baginya untuk kita anggap, apalagi kita membandingkannya dengan dakwah tauhid.

Ataukah qital yang membaurkan antara Islam dan kebangsaan yang jahiliyyah, kebersihan Islam dicampur dengan kotoran asap dan kesesatan jahiliyyah, menaungi di bawah panjinya dan di bawah persatuan kebangsaannya kaum muslimin. Para penjahat, orang-orang kafir dan orang-orang jahat, dan menjadikan hubungan di antara mereka sebagai hubungan saudara dengan saudaranya atau anak dengan ayahnya di bawah payung kepentingan dan musuh bersama yang di atasnya bersatu padu berbagai barisan yang serabutan dan berkumpul berbagai bendera jahiliyyah, dan karena saya mengetahui teman bicara saya, maka secara pasti ia tidak memaksudkan hal ini, dan andai ia memaksudkannya tentulah timbangannya ringan dan terbang serta tentulah timbangan dakwah tauhid berat dan mengunggulinya tanpa diragukan sedikitpun.

Tinggallah kami mengatakan bahwa kawan kami Al Fishamiy Al Khishamiy ini ; memaksudkan jihad yang bersih dari semua ini, bala tentaranya berasal dari rahim dakwah tauhid, dan dalam keteduhannya mereka telah terdidik dan beranjak dewasa, jihad yang kafir terhadap berbagai thoghut kekafiran seluruhnya dan bara dari panji-panji jahiliyyah dan paham-paham yang sesat, maka kami taruh di atas kepala dan mata dan alangkah indahnya jihad macam ini yang mana kami tidak menyiapkan dari kami dan mendidik anak-anak dan ikhwan kami kecuali untuk hal seperti ini, dan kami tidak memilahnya dan tidak akan memisahkannya dari dakwah kapanpun….

Akan tetapi bersama ini semuanya dan dikarenakan kawan saya ini dan orang-orang semacam dia adalah banyak sekali, sangat disayangkan telah mengada-adakan pemilahan dan pemisahan antara jihad ini dengan dakwah yang telah menghasilkan jihad itu.

Oleh sebab itu, sering sekali kami mendengar dari mereka banyak hal yang hampir serupa dengan apa yang diperdengarkan kawan itu kepada kami, dan bila dia telah mengkhithabi saya dengannya di balik jeruji keterpenjaraan saya dengan ucapan pedas dan ia mengada-ada tanggal itu (11 September) untuk pemilahan ini; maka selain dia telah melontarkannya tanpa tanggal dan mengumumkannya dalam kaset-kaset rekaman yang mereka tujukan kepada umat lagi disebarkan lewat udara, atau dalam penjelasan-penjelasan yang nyaring dan penegasan-penegasan yang mendengung yang disebarluaskan di seluruh pelosok bumi lewat jaringan-jaringan internet dan yang lainnya; di mana mereka mencela ikhwan mereka karena sikapnya terus dalam dakwah (luzumud da’wah) sebagai qu’ud (duduk-duduk) dan takhalluf (absent) dari jihad, padahal sesungguhnya Al Fishamiyyun itu andai tidak ada dakwah tauhid tentulah jihad mereka, ucapan mereka, kaset-kaset mereka dan penjelasan-penjelasan mereka itu tidak akan berarti dan seandainya tanpa dakwah tauhid tentulah mereka itu tidak sebanding dengan kotoran unta bagi kami sebagaimana yang telah lalu, karena dalam pangkuan dakwah tauhid mereka itu telah dewasa dan besar, dan dari tulisan-tulisan masyayikh dan du’at tauhid mereka telah menyusui; maka kenapa sekarang mereka malah menggigit puting dakwah yang penuh berkah ini yang dari air susunya tumbuh badan mereka dan lurus pemahaman-pemahaman mereka, dan dengan apa yang mereka cerna darinya berkembanglah otot-otot mereka dan berdiri teguh di atas kebenaran manhaj-manhaj mereka ? dan seandainya tidak ada asuhan dan penyusuan itu tentulah mereka tertimpa apa yang Allah Maha Mengetahui tentangnya berupa cacat-cacat, pencorengan-pencorengan serta kerancuan-kerancuan yang menyebar di antara firqah-firqah, kelompok-kelompok dan jama’ah-jama’ah di zaman kita ini.

Dan bila realitanya adalah seperti itu maka di sini kita berhak untuk menahan mereka dan menanyakan kepada mereka : tentang macam jihad yang mereka utamakan terhadap dakwah tauhid yang haq dan mereka ciptakan pemilahan dan pemisahan yang buruk ini antara dakwah dengan jihad ?

Bila mereka menjawab bahwa ia adalah jihad daf’i (defensive) ; maka kami katakan kepada mereka : Dunia seluruhnya hari ini adalahdar kufr (negeri kafir), dan kaum muslimin di dalamnya tertindas dan negeri-negeri mereka semuanya dirampas, diduduki lagi dikuasai baik oleh kaum kafir luar maupun oleh kaum kafir dalam negeri yang loyal kepada orang-orang kafir luar, dan tidak terkecuali Mekkah dan Madinah, oleh sebab itu jihad setiap muslim dipayung realita ini bisa ia anggap sebagai qital daf’i, akan tetapi pertanyaan kami secara fokus adalah tentang macam jihad ini dari sisi buah-buahnya, faidah-faidahnya, dan efek hasil yang diharapkan terhadap Islam dan kaum muslimin, dan di sini saya tidak memaksudkan pembicaraan tentang jaminan hasil-hasil atau persyaratan memetik hasil, maka ini adalah urusan yang di tangan Allah dan bukan di tangan mujahidin serta saya tidak memaksudkannya, sehingga tidak perlu untuk mencampurkannya dengan kedangkalan yang jauh dengan maksud dan pertanyaan saya yang tidak mungkin bisa dijawab dengan tepat oleh orang yang dungu yang bermodal semangat yang dangkal lagi pendek pandangannya….

Ia adalah pertanyaan yang memilah dan meneliti serta mengorek tentang tujuan-tujuan qital dan ghayah-nya dan buah hasil yang karenanya dipersiapkan program qital ini dan dipersiapkan untuknya bala tentaranya, mereka dilatih dan diarahkan…

Oleh sebab itu tidak akan menjawab saya atas pertanyaan ini dengan tenang dan penuh kematangan, kecuali orang yang paham benar akan realita umat, tipu daya musuh-musuhnya terhadap syari’at islam dan persekongkolan mereka dalam menghadang tamkin dan penegakkan syari’at itu serta amat besarnya hajat kaum muslimin hari ini kepada tamkin dan penegakkannya ini, dan ia menyayangkan terhadap berserakannya perjuangan anak-anaknya, ia merasa sedih terhadap berceceranya kemampuan-kemampuan mereka serta membuatnya tidak bisa tidur, keinginan keras dia terhadap pengarahan kemampuan-kemampuan mereka kepada amalan yang paling manfaat dan hasil paling besar, (yaitu) orang yang mampu dengan baik mempertimbangkan antara banyak mashlahat dan mafsadah, dan dia mengetahui bahwa penegakkan dienullah dan tamkin baginya dalam realita seperti ini tidak akan terlaksana dengan sekedar meledakkan bar atau bioskop atau amalah hisbah (amar ma’ruf dan nahi munkar) lainnya yang dilakukan oleh sebagian pemuda muslim hari ini, atau dengan satu atau beberapa‘amaliyyat yang terbunuh di dalamnya beberapa kafir harbiy di sana sini, akan tetapi hal besar semacam ini membutuhkan kepada ‘amal yang saling menyempurnakan dan upaya keras yang berkesinambungan, dan berhubungan dengan ulama dan du’at rabbaniyyin yang mana umat bersatu terhadap mereka. Tidak memilahkan dan tidak memisahkan diri dari mereka atau dari ilmu mereka dan dakwah mereka, dan di samping‘amal askariy (kegiatan kemiliteran) ia membutuhkan pula kepada‘amal tarbawiy (kegiatan dakwah yang besifat pembinaan) yang khusus yang membina kelompok mu’minah dan golongan yang akan mengarahkan dan memimpin umat, dan kegiatan dakwah lainnya yang bersifat publik umum di samping upaya keras politik syar’iy dankhithab i’lamiy da’awiy yang matang lagi jeli dan pilar-pilar serta keharusan-keharusan untuk tujuan yang agung dan target yang besar seperti ini lainnya.

Kemudian bila kamu mendapatkan orang yang memiliki ketajaman pandangan dan keluasan daya pikir dan dia menikmati pemahaman yang luas lagi dalam semacam ini; maka saya mengira dia akan mengatakan kepadamu setelah ia mengamati ke arah kanan dan kiri pada realita mayoritas front-front peperangan hari ini dan operasi-operasi jihad yang berpencaran di sana sini, serta ia mentadabburi timbangan-timbangan, kekuatan dan keadaan rujukan-rujukan Ahlus Sunah dan para tokohnya; ia akan mengatakan kepadamu bahwa qital ini pada mayoritasnya – yang di antaranya apa yang dipertentangkan kawan saya tadi terhadap saya di dalamnya – dengan kesepakatan adalah tidak melebihi qital nikayahpada musuh-musuh Alah, dan ia bersama orang yang bersamanya tidak melihat mereka memetik darinya pada realita keadaan ini buah tamkin, sampai-sampai ia berkata sebagai jawaban terhadap pertanyaan saya tentang buah qital itu, dan apakah bisa menghantarkan terhadap tamkin di dalamnya, ia berkata : Buah ini lebih dekat ke Tel Aviv daripada ke negeri itu, “ dan itu disebabkan apa yang dia saksikan berupa jauhnya penduduk itu dari ajaran dien, penyimpangan para du’at dan ulamanya, serta kusut dan semerawutnya jama’ah-jama’ah yang mengaku islam di sana, dan juga tawalliy banyak manusia di sana terhadap Amerika, serta keberadaan timbangan-timbangan kekuatan yang memiliki kesiapan untuk memetik buah berada di tangan kelompok-kelompok kafir dan sesat, sedang ia menunggu dan mencermati serta menjalankan ‘amal siyasiy, pemberitaan, pengorganisasian serta pengendalian masyarakat, dan ia berupaya mengerahkan kekuatan rakyatnya dan organisasinya sebagai penekan untuk memetik hasil ini.

Sedangkan hal terbesar yang diharapkan dan diinginkan kawan kita dan orang-orang yang bersamanya adalah sebagian operasi-operasi nikayah pada musuh-musuh Allah dan kaki tangannya serta memperkeruh terhadap musuh-musuh Allah kaum salibis ketenangan mereka dengan aman di negeri itu, dan bisa saja mereka mampu menjadi penyebab penarikan pasukan mereka ke arah yang jauh akan tetapi dengan amalan yang giat dan upaya yang terfokus dan terus menerus serta pengorbanan yang banyak, ini adalah ujung harapan mereka !! akan tetapi mereka menerima bahwa bila hal itu terjadi maka tidak ada kemampuan bagi mereka dan orang-orang yang intisab kepada Ahlus Sunnah di sana untuk memetik buah itu dan memegang kendali urusan, akan tetapi itu akan dipetik oleh selain mereka dari kalangan firqa-firqah sesat atau ahlul ilhad di payung peran-peran yang ada dan timbangan-timbangan kekuatan.

Saya memohon kepada Allah ta’ala agar memenangkan tentaranya dan memberikan tamkin bagi hamba-hamba-Nya yang bertauhid….

Jadi qital yang mana kawan saya ini dan banyak pemuda memilah dan memisahkannya dengan dakwah tauhid, hakikatnya sebagaimana yang diakui oleh kawan-kawannya adalah tidak lebih dari keberadaannya sebagai qital nikayah, dan mereka tidak mengharapkan darinya tamkin bagi ahlul islam dan dien mereka, sedangkan qital semacam ini adalah ada di mayoritas belahan dunia hari ini, dan tidak ada keistimewaan atau kekhususan bagi daerah yang mana kawan saya ini bersemangat terhadapnya daripada daerah lainnya dalam qital ini, bahkan sebaliknya qital nikayah di tempat-tempat lainnya seperti Palestina memiliki keistimewaan dan kekhususan karena Masjid Al Aqsha dan seperti Afghanistan karena kekuatan Thaliban yang bisa diharapkan kembali tamkinnya di sana atau Chechnya di mana di sana tidak ada kekuatan yang merecoki kaum mujahidin dan karena tabi’at dua negeri itu dari sisi geografi, maka itu semua memiliki keistimewaan dan pengedepanan pada perhitungan-perhitungan orang yang bersandar pada qital nikayahdari sisi pembebasan dan tamkinwalau dalam waktu yang lama bila selamat dan kokoh buah-buah itu bagi mujahidin saat menuainya…..

Di samping ini kelemahan dan kesemerawutan khithab yang menyertai qital yang kawan kami bersemangat untuknya itu, sedangkan qital nikayah bila tidak disertai khithab yang matang lagi peka yang menjelaskan tentang jihad dan memperdengarkan tujuan-tujuannya yang bersih kepada manusia dan menyampaikan tujuan-tujuannya yang bercahaya kepada dunia serta membersihkannya dari apa yang kadang disandarkan kepadanya atau mencorengnya berupa pencampuradukan dan pengotoran nama baik; dan kalau tidak maka kadang digunakan dan dimanfaatkan oleh musuh-musuh dan ia menjadi sarana yang dengannya mereka mencoreng dien dan dakwah serta dengannya mereka memanas-manasi untuk bertindak terhadap islam dan kaum muslimin. Oleh sebab itu sesungguhnya sebagian macam qital atau operasi-operasi jihad yang secara pasti tidak tergolong qital tamkin dan bisa jadi tidak memberikan luka pada musuh juga; didahulukan secara pasti bagi saya terhadap qital yang mana kawan kami bersemangat kepadanya dan ia memilah dakwah karenanya bila dalam macam-macam qital itu terdapat hasil-hasil dan pengaruh-pengaruh yang tergolong jenis pengaruh tamkin seperti membebaskan sebagian kaum mustadl’afin, melepaskan tawanan kaum muslimin dan menyelamatkan mereka dari penahanan dan dari penyiksaan orang-orang kafir kepada mereka, penghinaannya, pemaksaannya dan penguasaannya. Maka buah-buah ini yang tergolong jenis pengaruh tamkin yang mengeluarkan hamba-hamba Allah dari kekuasaan kafir kepada kekuasaan Islam ; adalah lebih besar tanpa ragu lagi dari sekedar nikayah pada musuh-musuh Allah dan lebih besar dari banyak amal-amal hisbah yang dilakukan banyak para pemuda seperti peledakan bar di sini atau penghancuran club malam di sana.

Adapun dakwah tauhid yang penuh berkah yang berjalan sesuai program yang matang dan arahan yang bijaksana serta aktivitas yang berkelanjutan dan terus melangkah, maka ia memiliki perhitungan-perhitungannya yang lain, dan tidak ragu bahwa ia didahulukan terhadap itu semua dan diunggulkan atasnya, karena ia adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari jihad tamkin yang sangat dibutuhkan kaum muslimin hari ini supaya dengannya mereka mengeluarkan manusia dari peribadatan terhadap makhluk kepada peribadatan terhadap Allah saja, oleh sebab itu kaum muslimin harus menjadikannya bagian dari aulawiyyat mereka dan mereka mesti mengarahkan segala upaya keras mereka kepadanya, dan memfokuskan jihad mereka terhadapnya serta mengerahkan kemampuan-kemampuan mereka untuknya.

Akan tetapi sangat disayangkan sekali dan dalam payung semangat yang kosong yang menyebar di tengah-tengah Al Fishamiyyun itu, banyak dari mereka mengeluarkan dakwah dan memisahkannya dari pengertian jihad, dan banyak dari mereka tidak memahami dari jihad ini kecuali sabetan / tebasan saja yang tidak berkaitan dengan dakwah atau program atau minhaj (metode), dan ini membuat saya pedih, dan yang lebih membuat pedih daripada itu adalah didapatkan dalam tokoh-tokoh rujukan para pemuda itu, dan para pimpinan mereka, serta para pembimbing mereka itu orang yang mengiakan hal itu dan menguatkannya dalam pemahaman-pemahaman mereka.

Oleh sebab itu telah saya katakan kepada kelompok pemuda yang sekarang saya ajak diskusi dalam masalah baru ini, dan saya telah saya katakan kepada orang-orang seperti mereka dalam masalah-masalah yang lalu juga saat mereka meminta pendapat saya tentang beberapaoperasi nikayah yang akan mereka lakukan, padahal sangat minim sekali pengalaman kemiliteran mereka dan ngawurnya kondisi keamanan mereka…

Maka saya menasehati sebagian mereka agar menyibukkan diri dengan dakwah tauhid dan saya berupaya menjelaskan kekurangfaidahan sebagian operasi-operasi yang mereka sebutkan itu dan ketidaksyar’ian sebagian yang lain.

Saya katakan kepada orang yang dahulunya saya meyakini harapan dalam dakwah(nya) kepada tauhid : (kalian sungguh telah mengecewakan harapan saya !!), karena saya melihat bahwa penyibukan diri mereka dalam dakwah di tengah masyarakat mereka dan di daerah-daerah mereka adalah lebih manfaat bagi dien, dakwah tauhid dan jihad juga menurut orang yang memahami jihad dengan keluasan cakupannya, rukun-rukunnya dan kebutuhan-kebutuhannya terutama bahwa di antara mereka itu ada imam mesjid, khathib dan guru serta mereka lebih mampu dakwah daripada bidang lainnya, akan tetapi amat disayangkan sesungguhnya muatan-muatan semangat yang mana para pemuda itu menyuntik diri mereka dengannya dan mereka disuntik dengannya oleh banyak orang semacam kawan kita Al Fishamiyini adalah enggan untuk memahami yang baik, bijaksana dan pendangan yang lurus, dan di samping ini para pemuda itu dan orang-orang semacam mereka terpengaruh dengan berita-berita berbagai operasi mujahidin yang tepat sasaran di sana sini serta upaya mereka untuk menirunya tanpa mereka memiliki apa yang dimiliki oleh para mujahidin itu berupa kemampuan-kemampuan, pengalaman-pengalaman, dan kelihaian, ini semuanya ditambah pendeknya pandangan para pemuda itu dan keluguan pandangan mereka terhadap jihad dan buah hasilnya, kedangkalan interaksi mereka dengan jihad dan dakwah, serta ketidakpahaman mereka tentang wajibnya kesejalanan dan penyertaan dakwah pada jihad, dalam banyak kondisi dan keadaan, terutama saat qital itu tidak melebihi sekedar qital nikayah yang berceceran di sana sini atau (sekedar) amalan-amalan hisbah yang terbatas lagi terputus.

Sayang sekali, sesungguhnya macam pemuda yang bersemangat tinggi ini sedikit sekali di antara mereka orang yang cakap mendengarkan masukan orang-orang yang memberi nasehat dan arahan dari kalangan orang-orang yang memiliki pengalaman, keahlian dan pandangan, dan bisa saja sebagian mereka mengira bahwa sumber keluarnya nasehat-nasehat ini adalah kekalahan dan keterpurukan di hadapan musuh-musuh Allah atau kepengecutan dari memikul beban-beban qital atau ketakutan dari kosekwensi-kosekwensi jihad, bukan kekhawatiran terhadapnya atau keseriusan menjaga metode dan hasil-hasilnya. Dan mayoritas mereka tidak memahami arahan-arahan, nasehat-nasehat serta pelajaran-pelajaran ini kecuali setelah mengalami percobaan dan kekeliruan dengan dirinya sendiri padahal sesungguhnya orang yang bahagia adalah orang yang diberi pelajaran oleh orang lain dan ia mengambil pelajaran.

Oleh sebab itu saat saya melihat sebagian mereka dan dengan sebab sikap keamanan mereka yang ngawur dan keserabutan amalan mereka, mereka mengakui di hadapan musuh-musuh Allah atas diri mereka dan diri sebagian mereka satu sama lain dengan begitu mudah dan gampang, dan saya melihat orangtua-orangtua mereka memberikan kesaksian-kesaksiannya di persidangan seraya mereka menyanjung pemerintah lagi menampakkan loyalitas mereka terhadapnya serta hal hal lainnya yang tidak mungkin mereka lakukan kecuali Allah menghendakinya seandainya anak-anak mereka memfokuskan dan bersungguh-sungguh bersama mereka dengan dakwah tauhid yang penuh berkah …saat saya melihat hal itu maka saya teringat ucapan penyair :

Telah aku kerahkan nasehatku sepenuhnya kepada mereka

Namun mereka tidak melihat kebenarannya kecuali di pagi lusa

…Bagaimanapun mereka itu telah muncul hal itu dari sebagian orang tua mereka dan kerabat mereka, dan itu tidak muncul dari mereka karena mereka paham akan tauhid dan bara’ dari para thoghut…..

Adapun selain mereka dan amat disayangkan dari kalangan yang merencanakan kegiatan-kegiatan hisbah ataunikayah atau memang mereka telah melaksanakannya kemudian mereka terjatuh dan kena ujian tanpa memiliki simpanan dari pemahaman, dakwah, aqidah dan tauhid maka telah muncul dari banyak mereka apa yang membuat kening berkeringat serta mencoreng jihad dan dien, maka saya tidak tahu jihad atau qital macam apa ini yang para pemerannya tidak terbina di atas aqidah yang kokoh dan tauhid.. ?

Dan pemilahan yang buruk macam apa ini ? demi Allah, ia hantarkan pada kehinaan dan kenistaan di hadapan musuh-musuh Allah dan pada penyidikan-penyidikan mereka dan persidangan-persidangan mereka.

Dan dari bencana tercelahlah orang yang tidak hentikan diri

Dari kesesatannya dan (dari) khithab orang yang tak memahami

Saya menginginkan seandainya kawan saya al khisyamiy al fishamiy dan orang-orang semacam dia dari kalangan yang meremehkan dakwah tauhid ini mereka hadir lagi mendengarkan kepada sesuatu dari hal itu agar mereka mengenal langsung dengan diri mereka sendiri terhadap sebagian pengaruh pemilahan atau penelantaran yang buruk akan dakwah ini, dan agar mereka memuji Allah atas nikmat hidayah dan taufik kepadda tauhid dengan keberkahan dakwah ini sehingga mereka bisa menjaga peranannya dan tidak mengurangi halnya.

Ringkasnya bahwa iqamatu dienullah dan tamkin bagi para pemeluknya di zaman kita ini sebagaimana tidak akan terwujud dari dakwah-dakwah yang menyimpang lagi ngawur, dan tidak pula dari kotak-kotak undian syirik hukum, serta juga tidak akan terwujud di bawah bendera-bendera yang menyimpang atau jahiliyyah, maka begitu juga tidak akan terwujud dari operasi-operasi peperangan atau operasi-operasi peledakkan, atau kemiliteran yang terbatas lagi terputus yang dilakukan mujahidin di sana sini yang tidak keluar dari sekedar nikayah pada musuh-musuh Allah, dan itu apalagi bila operasi-operasi itu menjadi lawan lagi seteru dakwah.

Akan tetapi hal ini membutuhkan kepada jihad yang serius yang berkesinambungan dan saling menyempurnakan tidak memusuhi dakwah tauhid atau memisahkan diri darinya akan tetapi berjalan bersamanya dan menyertainya satu sama lain, di mana dakwah tauhid menjadi khithabnya yang menyiapkan jalan bagi jihad, dan berbicara dan menjelaskan tentang jihad, target-targetnya dan tujuan-tujuannya, dan ia (dakwah) itu tetap sebagai modal dan bekal jihad yang mengeluarkan baginya kaum pria yang tulus lagi bertauhid yang mana mereka itu adalah bahan bakar jihad ini, serta dakwah ini menyediakan untuk jihad ini para panglima yang rabbaniy dan ulama ‘alimin yang mengarahkan jihad ini dan memelihara buah hasilnya dan melindunginya dari penyimpangan serta menjaganya sampai para mujahidin memetiknya dengan tangan-tangan mereka yang bercahaya lagi bersih.

Jihad yang tidak memilah atau memisah atau meremehkan upaya keras pemuda yang tafarrugh (mengkhususkan diri) untuk mengajari anak-anak ikhwannya yang berjihad atau berdakwah atau mati syahid, atau terpenjara, yang aktif mengajari mereka, membimbing mereka agar hafal Kitabullah, mendidik mereka atau mengurus urusan keluarga mereka, baik materi maupun kemasyarakatan atau menggantikan posisi mereka di tengah keluarga mereka.

Dan tidak memisahkan atau meremehkan da’i yang beramal dengan tenang di tengah keluarganya dan marganya dan berupaya keras dalam memahamkan mereka akan realita dan mengeluarkan mereka dari kegelapan-kegelapan syirik kepada cahaya tauhid…atau tafarrugh di kampung yang jauh seraya mengajak kepada hal itu dan tenang di tengah keluarganya dan dia membina para pemudanya di atas tauhid, memahamkan mereka dan mempersiapkan mereka untuk jihad di jalan-Nya….

Dan tidak memilahkan penuntut ilmu yang mengerahkan waktunya sambil terjaga di malam harinya dalam membantah orang-orang yang mencela tauhid yang mempromosikan atau membuat tambahan bagi syirik dan penyekutuan, baik dengan tulisan atau ceramah atau dakwah dan dia mengarahkan ikhwannya dan menyiapkan mereka secara keilmuan dan pemikiran serta memberikan pemahaman kepada mereka agar mereka menjadi mujahidin yang shalih lagi matang yang pantas untuk memimpin umat dan mengarahkan laju jihad ke arah yang mendatangkan cinta dan ridla Allah…

Juga tidak memilah orang yang tafarrugh untuk menyebarkan itu dan mempublikasikannya, baik dengan percetakan, penerbitan maupun pendistribusian dalam bentuk buku atau kaset atau lewat internet atau yang lainnya…

Jihad yang mana para penanggung jawab atasnya menghargai arwah ikhwan mereka dan umur mereka, sehingga mereka tidak memurahkannya dalam aktivitas-aktivitas yang marjuh (lemah pengaruhnya) atau yang tidak jeli dan tidak penuh kajian, dan mereka menjaga baik dana-dana kaum muslimin, sehingga mereka tidak menghambur-hamburkan pada aktivitas-aktivitas yang tidak utama atau ngawur. Dan mereka memiliki kepekaan dan kematangan yang menjauhkan mereka dari sikap memisahkan orang-orang yang tadi disebutkan atau meremehkan amalan, dakwah dan upaya keras mereka atau enggan darinya atau memisahkan dan memilahkannya dari jihad, akan tetapi (seharusnya) menggabungkannya semuanya dan menjadikannya di bawah payungnya, dan bagian dari programnya, rancangannya dan hal-hal urgentnya.

Bila ada jihad macam ini dan ia sesuai dengan gambaran yang matang, yang diharapkan dan dicita-citakan darinya tamkin walau setelah tenggang waktu ; maka tanpa keraguan kami unggulkan jihad macam ini terhadap dakwah yang kosong darinya, walaupun dakwah itu bersih lagi bertauhid bila ia dipisahkan dari jihad lagi memilahkannya !!..

Akan tetapi bila gambaran jihad yang bercahaya semacam ini susah didapatkan, sedangkan masalah yang ada di timbangan yang membandingi dakwah tauhid yang sedang tumbuh umpamanya adalah beberapa operasi nikayah saja yang berceceran di sana sini; maka tidak selayaknya mengunggulkan qital semacam ini atau mengedepankannya terhadap dakwah tauhid, di mana lapangan dikosongkan dari para du’at yang giat dan mereka dijadikan bahan bakar untuk qital macam ini dengan dalih fardlunya jihad, sehingga akhirnya dakwah ditelantarkan dan upaya keras para du’at digugurkan demi qital yang tidak keluar dari gambaran ini yang mungkin hal serupa bisa dilakukan di waktu dan tempat mana saja.

Atau dakwah mereka digugurkan dan program-program mereka yang diikatkan harapan atasnya digulung serta para du’at dijebloskan ke penjara demi beberapa aktivitas hisbah yang tidak mungkin memberikan buah-buahnya yang sebenarnya kecuali dalam payung tamkin dan kekuasaan kaum muslimin.

Oleh sebab itu, sang da’i yang berakal lagi matang wajib ia itu cerdik lagi tegas, jangan ia membiarkan al fishamiyyun itu atau yang lainnya memalingkan dia dari program-programnya yang tersusun atau mereka menggugurkan dakwahnya dengan cara ia ikut serta dengan mereka dalam sebagian operasi-operasi yang marjuh ini, atau mengeluarkan dia dari jalan dakwahnya dan rencananya yang muhkam yang bersih lagi tinggi selagi ia yakin dengan keunggulan rencana ini dan buah-buahnya, lagi ia mengetahui kedangkalan pikiran al fishamiyyun itu juga ia mengetahui benar pengaruh pemilahan mereka yang buruk itu.

Terakhir….Sebenarnya saya tidak merasa terdesak untuk menulis materi ini, terutama saya khawatir ini disalah pahami, dan di sana ada materi yang lebih penting darinya, seandainya tidak ada fisham dan khisham yang buruk ini yang diada-adakan oleh sebagian para pemuda, di mana dengannya mereka menghadang dakwah tauhid, ini mendorong saya untuk menghadapi fisham ini dan menghabisinya. Kalau tidak ada ini, maka setiap orang yang menulis apa yang saya tulis maka ia mengetahui keberpihakan saya selalu dengan karunia Allah di barisan mujahidin di setiap tempat, dan pembelaan saya akan jihad mereka yang penuh berkah dengan seluruh gambarannya yang disyari’atkan, dan kesungguhan saya untuk mengarahkan jihad ini kepada buah-buah yang paling bagus dan paling sempurna sekemampuan saya, serta membersihkannya dari corengan-corengan dan kekeliruan–kekeliruan serta penyimpangan-penyimpangan, sedangkan yang yang saya tulis ini insya Allah tidak keluar dari tujuan-tujuan ini. Allah swt telah berfirman :Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu’min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga diri,” (At Taubah : 122).

Perhatikanlah bagaimana Allah telah menamakan sikap memperdalam pengetahuan untuk dakwah dan pemberian peringatan sebagai Nafirdalam surat itu sendiri yang di dalamnya Dia mengajak untuk Nafir ‘aam(pergi perang secara umum) : “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun berat,” (At Taubah : 41).

Allah swt dalam ayat ini menjelaskan bahwa hal yang wajib atas kaum mu’minin adalah sebagian mereka melengkap sebagian yang lain ; satu golongan nafir (pergi) untuk qital dan satu golongan nafir untuktafaqquh, dakwah dan indzar, dan kedua golongan ini secara bersamaan memerankan jihad dengan gambarannya yang saling melengkapi, dan golongan ini tidak mencela golongan yang lain atau memilahkan mereka atau memisahkan upaya keras mereka, sampai-sampai diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa ayat ini menasakhkeumuman firman Allah ta’ala : “ Jika kamu tidak berangkat untuk berperang,” (At Taubah : 39) dan firman-Nya ta’ala :” Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badui yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (pergi berperang)…” (At Taubah : 120).

Sudah ma’lum bahwa sebagian salaf yang di antaranya Ibnu Abbas, mereka itu menggunakan istilah nasakh dan memaksudkan dengannya takhshish, maka tidak perlu untuk mengatakan nasakhdengan bentuknya dalam ilmu ushul fiqh yang bermakna pengguguran hukum, akan tetapi semua ayat itu muhkamah yang sebagiannya menyempurnakan sebagian yang lainnya. Maka perintah nafir ‘aam dan tidak absent dari nushrah dien ini bila diambil dengan gambarannya yang saling melengkapi adalah menyatukan antara semua ayat dan mengamalkannya secara keseluruhan, sedangkan pengamalan semua nash adalah lebih utama dari pengguguran sebagiannya, dan inilah apa yang dijelaskan dan diingatkan ayat terhadapnya saat ia menjelaskan bahwa nafir ‘aam yang dituntut dari kaum muslimin adalah lebih luas dan lebih mencakup dari sekedar qital, oleh sebab itu Allah menamakan di dalamnya tafaqquh fiddien untuk dakwah danindzar sebagai nafir, persis sebagaimana Dia menamakan qital sebagai nafir, jadi yang dituntut dari kaum mu’minin adalah pengganbungan antara dua nafir.

Maka tidaklah sah kita mengadakan perseteruan dan pemilahan antara dakwah dan jihad, namun dakwah menyempurnakan jihad. Pada dasarnya bahwa para pemeran dakwah itu berada di atas satu celah masuk dari sekian celah masuk dien ini (tsughur al Islam) dan pemeran jihad juga di atas tsaghr yang lain, dan masing-masing wajib atasnya menjaga tsaghr-nya jangan sampai dien ini diterobos dari arahnya, dan masing-masing saling menyempurnakan yang lainnya serta salah satunya amat membutuhkan yang lainnya. Dan kepada hal ini Tuhan kita telah mengarahkan kita dalam firman-Nya : “Sesungguhnya kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (kemudian) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama) Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat Lagi Maha Perkasa,” (Al Hadid : 25).

Dan dalam atsar dari Jabir ibnu Abdillah ra bahwa ia keluar mendatangi sebagian sahabatnya seraya membawa pedang di tangan dan mushhaf di tangan yang lain dan berkata : “Kita diperintahkan untuk memukul dengan ini orang yang keluar dari ini”.

Ini melengkapi yang ini dan tidak terpisah darinya, dan salaf kita karena keluasan ilmu mereka dan kedalaman pemahamannya tidak pernah mengada-adakan perseteruan antara pedang dengan kitab.

Oleh sebab itu Syaikhul Islam ibnu Taimiyyah berkata :“Penegakkan dien adalah dengan dengan kitab yang memberi petunjuk dan pedang yang menolong, dan cukuplah Tuhanmu sebagai pemberi petunjuk dan penolong”.

Tidak ada komentar: