Kamis, 14 Mei 2009

Risalah Untuk Mereka Yang BURON TERTAWAN bag.4

Penutup:

Jangan Kalian Takut Kepada Mereka Dan Takutlah Kepada-Ku Jika Kalian Beriman.

Sebuah Motifasi Untuk Tetap Teguh Di Atas Kebenaran Dan Anjuran Untuk Menyatakan Kebenaran Secara Terang-Terangan Dan Tidak Takut Kepada Antek-Antek Thoghut

Ketahuilah, sesungguhnya tetap teguh dalam mengucapkan kebenaran di hadapan antek-antek thoghut, dan memperdengarkannya kepada mereka apa yang mereka benci berupa tauhid, mencela sesembahan-sesembahan mereka dan baro' terhadap mereka dan terhadap para penyembah dan pendukungnya, itu adalah lebih baik bagi orang yang ingin menjadi pembela din Alloh ta'ala dan menjadi golongon Thoifah Manshuroh yang tegak melaksanakan din Alloh ta'ala, yang tidak perduli dengan orang-orang yang memusuhi mereka serta orang-orang yang enggan menolong mereka, sampai datang keputusan Alloh ta'ala sedangkan mereka tetap seperti itu … Namun mesti diingat bahwa yang tengah kita bahas ini adalah tentang dakwah dan tauhid … dan bukan memberikan pengakuan tentang program secara detail, nama-nama ikhwan dan berbagai persoalan yang akan membahayakan ikhwan-ikhwan yang lain … Mungkin akan ada yang mengatakan bahwa penyidikan itu bukan tempat untuk menyampaikan kebenaran secara terang-terangan, karena ketika itu antek-antek thoghut itu tidak ingin mengetahui dan mencari kebenaran, yang mereka inginkan dari keteranganmu mengenai pandangan dan aqidahmu itu adalah untuk mengadili dan menghakimimu … Maka kami jawab: Memang benar, tapi meskipun demikian, bisa jadi kebenaran yang kita sampaikan itu akan berkesan di dalam jiwa salah seorang di antara mereka dan menggoncangnya sehingga masuk ke dalam hatinya … Yang jelas, bagaimanapun waktu penyidikan itu kondisinya masing-masing orang berbeda …

- Maka jika orang yang tertawan itu memandang dirinya adalah orang yang lemah dan tidak akan mampu bersabar terhadap dampak-dampak yang akan timbul akibat jika dia menyampaikan kebenaran secara terang-terangan, maka dia boleh menyembunyikan keyakinannya dan bersikap taqiyah terhadap mereka, dengan syarat ia tidak mengucapkan kata-kata kafir secara jelas dengan tanpa ada ikroh yang hakiki. Karena banyak orang yang terlalu longgar dalam memberikan rukhshoh pada permasalahan ini, juga mengucapkan kata-kata kafir dengan alasan tertindas dan lemah padahal ia tidak dipaksa ataupun dipukul ataupun disakiti agar mengucapkan kata-kata tersebut … Selain itu ia juga masih bisa mengucapkannya dengan kata-kata kiasan, atau memberikan jawaban dalam bentuk pertanyaan, atau mengaku tidak mengerti, atau beralasan takut berfatwa, atau pura-pura hati-hati dalam mengucapkan kata-kata tentang agama Alloh tanpa berlandaskan ilmu. Saya katakan; Sesungguhnya ini semua dapat dilakukan untuk mengelak dari mengucapkan kata-kata batil dan kafir secara terang-terangan, atau mencampur adukkan kebenaran, atau menunjukkan sikap ridlo kepada kekafiran-kekafiran mereka dan kepada sesembahan-sesembahan batil mereka dengan tanpa ada ikroh. Di dalam hadits disebutkan:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ

Barangsiapa beriman kepada Alloh dan hari akhir hendaklah berkata baik atau diam.

Yang jelas bagaimanapun keadaannya … yang terjadi di banyak negara, mereka tidak perduli dengan apa yang menjadi keyakinanmu atau yang engkau katakan dan apa yang engkau sampaikan kepada para penyidik, sebagaimana mereka tidak perduli dengan apa yang engkau katakan di jalan atau di masjid dan dihadapan orang banyak, berupa celaan terhadap thoghut dan hasungan untuk itu … Di sebagian negara lagi, tidak akan membahayakanmu apa yang engkau katakan di hadapan para penyidik kecuali setelah engkau menandatangani berita acara penyidikan (BAP). Dalam kondisi semacam ini seorang muwahhid bisa mengucapkaan dan menyampaikan kebenaran secara terang-terangan, dengan tidak menandatangai berita acara penyidikan (BAP). Bisa juga seorang muwahhid menyebut thoghut secara umum dan tidak menyebut namanya secara spesifik. Maka kata-kata yang cocok untuk setiap tempat itu berbeda-beda dan setiap negara itu memiliki kondisi yang berbeda-beda … maka seorang muwahhidlah yang menentukan mana yang sesuai … Akan tetapi sebaiknya bagi seorang muwahhid, khususnya jika ia dikenal sebagai seorang da'i dan menyampaikan kebenaran … hendaknya dia tetap teguh di hadapan thoghut meskipun ia dipukul atau disakiti, apapun yang dikatakan oleh thoghut dan antek-anteknya kepadanya … karena dia bukanlah orang yang pertama kali yang menempuh jalan mulia yang seperti ini, dan bukan pula orang yang terakhir … sebelum mereka, jalan tersebut telah dilalui oleh para Nabi dan para Syuhada' … Berapa banyak Rosul yang disakiti sampai-sampai di antara mereka ada yang terbunuh, demikian pula orang-orang sholih yang mengikuti mereka, mereka diangkat di atas papan lalu digergaji, namun hal itu malah semakin menambah iman dan keyakinan mereka1. Di dalam hadits shohih disebutkan bahwasanya Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda:

سَيِّدُ الشُّهَدَاءِ حَمْزَة وَرَجُلٌ قَامَ إِلَى إِمَامٍ جَائِرٍ فَأَمَرَهُ فَنَهَاهُ فَقَتَلَهُ

Pemuka paraSyuhada' adalah Hamzah, dan seorang yang bangkit kepada pemimpin yang dholim kemudian dia beramar ma'ruf dan nahi munkar lalu ia dibunuh oleh pemimpin tersebut.

Oleh karena itu, jangan sampai engkau berusaha menyenangkan orang dengan kemurkaan Alloh, akan tetapi buatlah manusian murka dalam rangka mencari ridlo Alloh, nisacaya engkau akan menaklukkan dan menguasai hati manusia, dan Alloh akan menanamkan rasa takut kepadamu di dada mereka … hal itu telah dicoba oleh ikhwan-ikhwan muwahhidin kita pada saat-saat yang menakutkan, dan ternyata hal itu malah menjadikan mereka semakin dihormati, disegani dan ditakuti oleh musuh-musuh Alloh … Imam Ahmad dan lainnya telah meriwayatkan dari Abu Sa'id Al Khudri, bahwasanya Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda:

أَلاَ لاَ يَمْنَعَنَّ أَحَدَكُمْ رَهْبَةُ النَّاسِ أَنْ يَقُوْلَ بِحَقٍّ إِذَا رَآهُ أَوْ شَهِدَهُ فَإِنَّهُ لاَ يُقَرِّبُ مِنْ أَجَلٍ وَلاَ يُبَاعِدُ مِنْ رِزْقٍ أَنْ يَقُوْلَ بِحَقٍّ أَوْ يُذَكِّرُ بِعَظِيْمٍ

Ingatlah! Janganlah sekali-kali ketakutan kalian kepada orang itu menghalangi kalian untuk berkata yang benar, jika ia melihatnya atau menyaksikannya. Karena dengan mengatakan yang benar atau menasehati orang besar itu tidak dapat memperpendek ajal, atau menjauhkan rizki.

Kemudian jangan lupa wahai saudaraku muwahhid. Sesungguhnya sikap-sikap yang seperti ini akan disaksikan oleh para Malaikat, dan akan dilihat, didengar dan ditulis oleh Alloh ta'ala. Maka buatlah catatan untuk dirimu sendiri sebuah sikap yang dapat menjauhkan dirimu dari musuh-musuh Alloh dan mendekatkanmu kepada Robbmu, serta dapat engkau banggakan pada hari di mana tidak ada manfaatnya harta dan anak, kecuali orang yang datang kepada Alloh dengan hati yang bersih …

وَتِلْكَ حُرُوْبٌ مَنْ يَغِبْ عَنْ غِمَارِهَا لِيَسْلَمَ يقرع بَعْدَهَا سنة نَادِم

Dan itu adalah berbagai peperangan, yang mana barangsiapa tidak terjun ke dalamnya …

… dengan tujuan menyelamatkan diri, setelah itu ia akan digoncang dengan masa-masa penyesalan …

Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh di dalam kitabnya yang berjudul Ighotsatul Lahfan berkata: "Di antara tipu daya musuh Alloh ta'ala adalah: ia menakut-nakuti orang-orang beriman terhadap bala tentara dan antek-anteknya; sehingga kalau sudah takut, orang-orang beriman tidak akan lagi berjihad melawan mereka, tidak menyuruh mereka berbuat ma'ruf dan tidak melarang mereka berbuat munkar. Dan ini adalah termasuk tipu daya musuh yang paling besar terhadap orang-orang beriman. Dan Alloh ta'ala pun telah memberitakan kepada kita tentang hal ini, dalam firman-Nya yang berbunyi:

إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَائَهُ فَلاَ تَخَافُوْهُمْ وَخَافُوْنِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ

Sesungguhnya dia itu adalah syetan yang menakut-nakuti para pengikutnya. Maka janganlah takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku jika kalian beriman. (Ali 'Imron)

Menurut seluruh ahli tafsir, yang dimaksud ayat tersebut adalah menakut-nakuti kalian terhadap pengikut-pengikutnya. Qotadah berkata: Menampakkan mereka itu besar di dada kalian. Oleh karena itu Alloh ta'ala berfirman:

فَلاَ تَخَافُوْهُمْ وَخَافُوْنِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ

Maka janganlah kalian takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku jika kalian beriman.

Dan jika iman seseorang itu kuat, akan hilang dari hatinya rasa takutnya terhadap para pengikut syetan. Dan jika imannya lemah, akan menguatlah rasa takutnya kepada mereka." Sampai di sini perkataan Ibnul Qoyyim.

Ya, karena sesungguhnya rasa takut kepada Alloh ta'ala itu telah memenuhi hati seseorang, maka tidak akan ada lagi tempat untuk rasa takut kepada yang lain-Nya … dan apabila seorang hamba itu merasakan keagungan Alloh ta'ala dan bahwasanya Alloh itu memiliki kekuatan yang sangat dahsyat, yang Maha berkuasa, Maha Perkasa, Maka Kuasa, Maha Sombong, Yang memegang ubun-ubun seluruh manusia, dan juga merasakan akan kebersamaan Alloh, pasti seluruh kekuatan bumi itu akan menjadi remeh dan kecil di dalam hatinya dan ia tidak akan menghiraukannya … Dan jika tawakal dan keyakinan itu telah menancap di dalam hati, dan telah memahami bahwa apa yang tidak ditaqdirkan untuknya itu tidak akan menimpanya dan apa yang telah ditaqdirkan untuknya itu tidak akan meleset darinya, dan bahwa seandainya seluruh jin dan manusia berkumpul untuk mencelakakannya, mereka tidak akan dapat mencelakakannya kecuali dengan sesuatu yang Alloh telah tetapkan dia akan celaka dengannya; pasti Alloh akan teguhkan dan mantapkan hatinya. Dan meskipun seluruh kekuatan bumi berkumpul tentu mereka tidak akan dapat menggesernya dari jalannya, dan tidak pula dapat mencabut aqidahnya yang benar, dan tidak menambah sedikitpun kecuali keimanan dan ketundukan kepada Alloh …

الَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَالاَتِ اللهِ وَيَخْشَوْنَهُ وَلاَ يَخْشَوْنَ أَحَدًا إِلاَّ اللهَ وَكَفَى بِاللهِ حَسِيبًا

…(yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Alloh, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Alloh. Dan cukuplah Alloh sebagai Pembuat Perhitungan. (Al Ahzab: 39)

Dan di antara cara Thoghut dan musuh-musuh Allh ta'ala dalam berperang melawan orang-orang beriman adalah menakut-nakuti dan menteror, yang mana cara ini mereka warisi dari imam mereka yang pertama yaitu Iblis … Maka, sebagaimana Iblis --- semoga Alloh ta'ala melaknatnya --- senantiasa berusaha untuk membikin besar para pengikutnya dalam jiwa orang beriman, menakut-nakuti orang beriman tersebut terhadap para pengikunya supaya dapat memalingkannya dari jalan yang benar … demikian pula yang dilakukan oleh musuh-musuh Alloh. Mereka berusah menampakkan kekuatan mereka dan membanggakan kelompok, pasukan, persenjataan, sarana-sarana penyiksaan, perangkat keamanan dan inteligen mereka, dan mereka sering-sering memuji dan membesar-besarkannya, bahwasanya semua yang mereka miliki itu meliputi dan mengetahui segala sesuatu yang ada di dalam negeri baik yang kecil maupun yang besar … dan bahwasanya itu semua … dan bahwasanya itu semua … dst. Sebagaimana yang telah Alloh ta'ala beritakan di dalam Al Qur'an tentang mereka, dalam firman-Nya:

وَيُخَوِّفُونَكَ بِالَّذِينَ مِن دُونِهِ وَمَن يُضْلِلِ اللهُ فَمَالَهُ مِنْ هَادٍ

Dan mereka menakut-nakuti kamu dengan yang selain Alloh? Dan siapa yang disesatkan Alloh maka tidak seorangpun pemberi petunjuk baginya. (Az Zumar: 36)

Cara-cara semacam ini tidak akan berguna kecuali terhadap orang-orang yang imannya lemah, yang rasa takut dan pengagungannya terhadap Alloh belum menancap di dalam hatinya. Sehingga rasa takut mereka kepada manusia melebihi rasa takut mereka kepada Alloh ta'ala … mereka ini sangat membahayakan orang-orang beriman karena mereka akan menyebarkan kata-kata yang melemahkan semangat dalam barisan Islam, maka hendaknya mereka-mereka ini dijauhkan dari posisi-posisi yang berpengaruh, dan hendaknya tidak menghitung mereka atau tertipu dengan mereka ketika menghitung barisan … Alloh ta'ala berfirman mengenai orang-orang yang seperti mereka ini:

لَوْ خَرَجُوا فِيكُم مَّازَادُوكُمْ إِلاَّ خَبَالاً وَلأَوْضَعُوا خِلاَلَكُمْ يَبْغُونَكُمُ الْفِتْنَةَ وَفِيكُمْ سَمَّاعُونَ لَهُمْ

Jika mereka berangkat bersama-sama kalian, niscaya mereka tidak menambah kalian selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di celah-celah barisan kalian, untuk mengadakan kekacauan di antara kalian; sedang di antara kalian ada orang-orang yang amat suka mendengarkan perkataan mereka. (At Taubah: 47)

Karena usaha-usaha melemahkan semangat, yang muncul pada kondisi-kondisi kritis seperti ini dangatlah berdampak pada jiwa. Sebab dalam kondisi semacam ini jiwa itu sangat memerlukan orang yang memberikan dorongan agar tetap teguh dan menegarkan hati, dengan cara mengingatkan kembali sikap para mujahidin dan para ulama' robbaniyin yang berjuang untuk Islam … Oleh karena itu Alloh ta'ala mencela usaha-usaha melemahkan semangat yang dilakukan pada kondisi-kondisi semacam ini. Alloh ta'a berfirman:

وَإِذَا جَآءَهُمْ أَمْرُُ مِّنَ اْلأَمْنِ أَوْ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُوْلِى اْلأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنبِطُونَهُ مِنْهُمْ وَلَوْلاَ فَضْلُ اللهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لاَتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلاَّ قَلِيلاً

Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan seandainya mereka menyerahkan berita tersebut kepada Rosul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rosul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Alloh kepada kalian, tentulah kalian mengikut syaitan, kecuali sebagian kecil saja (di antara kalian). (An Nisa': 83)

Sesungguhnya situasi semacam ini adalah situasi yang besar yang dengannya Alloh uji hamba-hamba-Nya, untuk menyaring barisan mereka sehingga yang jelek terpisahkan dari yang baik … Setelah Alloh ta'ala berfirman:

إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَائَهُ فَلاَ تَخَافُوْهُمْ

Sesungguhnya dia itu adalah syetan yang menakut-nakuti para pengikutnya. Maka janganlah kalian takut kepada mereka ... (Ali 'Imron)

… setelah itu Alloh ta'ala berfirman:

مَا كَانَ اللهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ عَلَى مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ حَتَّى يَمِيْزَ الْخَبِيْثَ مِنَ الطَّيِّبِ

Alloh tidak akan membiarkan orang-orang beriman sebagaimana keadaan kalian sekarang, sampai Alloh memisahkan yang jelek dari yang baik …

Maka, orang-orang beriman yang membuktikan janji mereka kepada Alloh tidak akan terpengaruh dengan cara-cara thoghut semacam ini. Cara-cara semacam ini juga tidak akan merubah atau menggeser sikap mereka, bahkan cara-cara semacam ini hanya akan menambah keimanan dan keteguhan.

اَلَّذِيْنَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوْا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيْمَاناً وَقَالُوْا حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْل * فَانْقَلَبُوْا بِنِعْمَةٍ مِنَ اللهِ وَفَضْلٍ لَمْ يَمْسَسْهُمْ سُوْءٌ وَاتَّبَعُوْا رِضْوَانَ اللهِ وَاللهُ ذُوْ فَضْلٍ عَظِيْمٍ * إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَائَهُ فَلاَ تَخَافُوْهُمْ وَخَافُوْنِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ

Yaitu orang-orang yang mana dikatakan kepada mereka oleh manusia: Sesungguhnya semua orang telah berkumpul untuk menyerang kalian maka takutlah kalian kepada mereka. Maka hal itu menambah keimanan mereka, dan mereka mengatakan: Cukuplah Alloh bagi kami dan Alloh adalah sebaik-baik yang mencukupi. Maka merekapun kembali dengan membawa nikmat dan karunia dari Alloh, mereka tidak tersentuh oleh keburukan dan mereka mengikuti apa yang diridloi Alloh. Dan Alloh itu memiliki karunia yang sangat besar. Sesungguhnya dia itu adalah syetan yang menakut-nakuti para pengikutnya. Maka janganlah kalian takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku jika kalian beriman. (Ali 'Imron)

Sebelum itu Alloh ta'ala telah menyebutkan sikap-sikap yang dilakukan oleh orang-orang munafiq dalam usaha mereka untuk melemahkan semangat dan menakut-nakuti orang-orang beriman, dan Alloh pun membantah perkataan mereka dalam hal ini:

اَلَّذِيْنَ قَالُوْا ِلإِخْوَانِهِمْ وَقَعَدُوْا لَوْ أَطَاعُوْنَا مَا قُتِلُوْا قُلْ فَادْرَؤُا عَنْ أَنْفُسِكُمُ الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ

Yaitu orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudara mereka, dan mereka hanya duduk-duduk saja: Seandainya mereka menurut kepada kami tentu mereka tidak akan terbunuh. Katakanlah: Hindarkanlah diri kalian dari kematian jika kalian benar.

Setelah itu Alloh ta'ala menerangkan kedudukan para syuhada' yang telah menepati janji mereka terhadap Alloh, supaya orang-orang beriman mengetahui jalan yang mereka tempuh dan supaya mereka menyenangi dan mencintai kedudukan yang mereka capai … Alloh ta'ala berfirman:

وَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَ

Dan janganlah sekali-kali engkau mengira bahwa orang-orang yang terbunuh di jalan Alloh itu mati, akan tetapi mereka itu hidup di sisi Robb mereka dengan mendapatkan rizqi.

… sampai:

اَلَّذِيْنَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوْا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيْمَاناً وَقَالُوْا حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْل

Yaitu orang-orang yang mana dikatakan kepada mereka oleh manusia: Sesungguhnya semua orang telah berkumpul untuk menyerang kalian maka takutlah kalian kepada mereka. Maka hal itu menambah keimanan mereka, dan mereka mengatakan: Cukuplah Alloh bagi kami dan Alloh adalah sebaik-baik yang mencukupi.

Alloh ta'ala juga memberikan petunjuk kepada Nabi-Nya shollallohu 'alaihi wa sallam agar mengucapkan sebuah perkataan, setelah Alloh ta'ala berfirman:

وَيُخَوِّفُوْنَكَ بِالَّذِيْنَ مِنْ دُوْنِهِ

Dan mereka menakut-nakutimu dengan yang selain-Nya.

Setelah itu Alloh memerintahkan:

قُلْ حَسْبِيَ اللهُ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُوْنَ

Katakanlah: Alloh yang mencukupiku dan hanya kepada-Nyalah hendaknya orang-orang itu bertawakal. (Az Zumar)

Apabila semua orang yang ada di jagad raya ini adalah masuk dalam katagori selain Alloh yang hanya kepada-Nya orang-orang itu bertawakal … termasuk juga segala sesuatu yang diancamkan oleh orang-orang musyrik untuk menakut-nakuti orang-orang beriman … jika mereka semua itu adalah termasuk dalam katagori selain Alloh ta'ala, bagaimana seorang mukmin yang bertawakal hanya kepada Alloh ta'ala yang Maha Perkasa lagi Maka Berkuasa dengan tawakal yang sebenar-benarnya, akan takut kepada mereka semua … Dan sesungguhnya kita ini memiliki teladan dari sejarah … sementara teladan yang paling baik adalah para Nabi dalam menghadapi kaum mereka. Lihat dan perhatikanlah bagaimana sikap mereka terhadap kaum mereka yang sombong. Bagaimana kaum mereka itu menakut-nakuti mereka dengan sesembahan-sesembahan mereka, dan mengancam mereka dengan kekuatan dan banyaknya jumlah mereka … Lalu lihatlah pada sisi yang lain, bagaimana para Nabi itu tetap teguh dan tegar. Minumlah dari sejarah mereka tersebut dari sumbernya yang jernih, sungguh di sana terdapat bekal … segala macam bekal …

- Sebagai contoh lihatlah Nabi Nuh pada zaman dahulu. Dengarkanlah ketika ia berbicara kepada kaumnya sendirian, namun beliau merasakan kebersamaan Alloh, yang ia bertawakal kepada-Nya, dan ia rasakan keagungan-Nya … beliau berbicara kepada mereka sementara beliau tidak takut kepada kekuasaan dan kedholiman mereka. Beliau mengatakan:

إِن كَانَ كَبُرَ عَلَيْكُم مَّقَامِي وَتَذْكِيرِي بِئَايَاتِ اللهِ فَعَلَى اللِه تَوَكَّلْتُ فَأَجْمِعُوا أَمْرَكُمْ وَشُرَكَآءَكُمْ ثُمَّ لاَيَكُنْ أَمْرُكُمْ عَلَيْكُمْ غُمَّةً ثُمَّ اقْضُوا إِلَىَّ وَلاَتُنظِرُونِ

" … jika terasa berat bagi kalian tinggal (bersamaku) dan peringatanku (kepada kalian) dengan ayat-ayat Alloh, maka hanya kepada Alloh-lah aku bertawakal, karena itu bulatkanlah keputusan kalian dan (kumpulkanlah) sekutu-sekutu kalian (untuk membinasakanku). Kemudian janganlah keputusan kalian itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku, dan janganlah kalian memberi tangguh kepadaku. " (Yunus: 71)

Bulatkanlah keputusan kalian dan kumpulkanlah seluruh kekuatan dan kekuasaan yang kalian miliki bersama sekutu-sekutu kalian yang kalian banggakan. Kemudian lakukanlah semau kalian dengan tanpa memberi tangguh lagi kepadaku … Beliau mengatakan seperti itu bukan tanpa pertimbangan atau hanya terdorong kesemangatan dan perasaan yang membabi-buta, yang akan segera sirna dan padam … akan tetapi beliau mengatakan dengan penuh keyakinan bahwa ia bersama kekuatan yang tidak terkalahkan, ia yakin bahwa Alloh ta'ala bersamanya … dan mereka tidak akan mampu berbuat jahat kepada dirinya selama ia bertawakal kepada Alloh dan berpegang teguh denga tali-Nya yang kokoh, kecuali jika Alloh menghendaki. Namun jika Alloh menghendaki mereka dapat berbuat jahat kepada dirinya, hal itu bukan berarti Alloh menterlantarkan hamba-Nya, akan tetapi hal itu adalah sebuah ujian, cobaan dan penyaringan …

- Lihatlah Nabi Hud 'alaihis salam, bagaimana beliau menghadapi kaumnya secara sendirian, sementara mereka adalah orang-orang yang paling kuat dan paling kejam dimuka bumi ini. Mereka menakut-nakuti beliau dengan sekutu-sekutu dan sesembahan-sesembahan mereka yang palsu yang mereka agungkan. Mereka mengatakan:

إِن نَّقُولُ إِلاَّ اعْتَرَاكَ بَعْضُ ءَالِهَتِنَا بِسُوءٍ

Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian sesembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu." (Hud: 54)

Dengan bertawakal kepada Alloh beliau berdiri dihadapan mereka dengan tegar setegar gunung atau lebih tegar lagi. Dan beliau mengucapkan kata-kata seorang yang beriman yang tidak takut kepada siapapun kecuali Alloh:

إِنِّي أُشْهِدُ اللهَ وَاشْهَدُوا أَنِّي بَرِيءٌ مِّمَّا تُشْرِكُونَ مِن دُونِهِ فَكِيدُونِي جَمِيعًا ثُمَّ لاَتُنظِرُونِ إِنِّي تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ رَبِّي وَرَبِّكُمْ مَّامِن دَابَّةٍ إِلاَّهُوَ ءَاخِذٌ بِنَاصِيَتِهَآ إِنَّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ

"Sesungguhnya aku persaksikan kepada Alloh, dan saksikanlah oleh kalian bahwa sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian persekutukan, dari selain-Nya, sebab itu jalankanlah tipu daya kalian semuanya terhadapku dan janganlah kalian memberi tangguh kepadaku. Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Alloh Tuhanku dan Tuhan kalian. Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus." (Hud: 54-56)

- Perhatikan pula sikap Nabi Ibrohim kholilur rohman, ketika beliau berdialog dengan kaumnya, beliau menghadapi mereka dan menyampaikan kepada mereka bahwa beliau tidak perduli dengan mereka dan dengan tuhan-tuhan palsu mereka, yang mana mereka menakut-nakuti beliau dengan tuhan-tuhan tersebut … karena keamanan, ketenangan dan keteguhan itu adalah bagi para pembela Alloh yang benar-benar mentauhidkan-Nya dan tidak menyekutukan-Nya … Sementara itu orang-orang musyrik, bagaimana mereka akan mendapatkan keamanan dan ketenangan, sedangkan mereka menyekutukan Alloh yang mana perbuatan tersebut Alloh tidak menurunkan keterangan tentangnya. Justru bagi mereka itu tidak ada lain kecuali ketakutan, kegundahan dan keterlantaran …

وَحَاجَّهُ قَوْمُهُ قَالَ أَتُحَاجُّوْنِّيْ بِاللهِ وَقَدْ هَدَانِيْ وَلاَ أَخَافُ مَا تُشْرِكُوْنَ بِهِ إِلاَّ أَنْ يَشَاءَ رَبِّي شَيْئًا وَسِعَ رَبِّي كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا أَفَلاَ تَتَذَكَّرُوْنَ * وَكَيْفَ أَخَافُ مَا أَشْرَكْتُمْ؟؟ وَلاَ تَخَافُوْنَ أَنَّكُمْ أَشْرَكْتُمْ بِاللهِ مَالَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا؟؟؟ فَأَيُّ الْفَرِيْقَيْنِ أَحَقُّ بْاْلأَمْنِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ؟؟؟

Dan kaumnya membantahnya. Ia berkata: Apakah kalian membantahku tentang Alloh sementara Alloh telah memberi petunjuk kepada-Ku. Dan aku tidak takut kepada apa yang kalian jadikan sekutu-sekutu bagi Alloh itu, kecuali jika Robbku menghendaki sesuatu. Robbku itu ilmu-Nya mencakupi segala sesuatu. Tidakkah kalian mengambil pelajaran. Dan bagaimana aku takut kepada apa yang kalian sekutukan?? Sementara kalian tidak takut menyekutukan Alloh yang mana hal itu Alloh tidak menurunkan keterangan??? Lalu kelompok manakah yang paling berhak untuk mendapatkan keamanan jika kalian mengetahui??? (Al An'am)

Lalu jawabannya menyusul dengan tegas dan jelas, yang memekakkan telinga mereka sebagaimana halilintar:

اَلَّذِيْنَ آمَنُوْا وَلَمْ يَلْبِسُوْا إِيْمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ ْالأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُوْنَ

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanan mereka dengan kedholiman (kemusyrikan), mereka itulah yang mendapatkan keamanan dan mereka itulah yang mendapatkan petunjuk. (Al An'am)

- Lihatlah pula kepada Nabi Musa kalimulloh ketika dalam situasi yang paling berat ujian dan cobaannya. Beliau telah terkejar oleh Fir'an dengan bala pasukan, kekuatan dan persenjataannya. Yang mana mereka pada waktu itu adalah para pemuka yang memiliki kekuatan dan kekuasaan. Sedangkan Musa 'alaihis salam bersama sedikit orang yang tertindas, yang tidak memiliki kekuatan dan persenjataan. Mereka lari menyelamatkan iman mereka dari Thoghut, namun mereka terhalang oleh laut dan tidak ada lagi jalan … maka berkatakalah para pengikutnya, tatkala mereka melihat Fir'an datang dengan membawa kekuatan, pasukan dan kekuasaannya:

إِنَّا لَمُدْرَكُوْنَ

… kita benar-benar terkejar…

Akan tetapi Musa, dalam kondisi yang sangat berat, genting dan menentukan itu, menjawab dengan dengan penuh tawakal, yakin dan ketegaran yang tidak tidak kalah dengan keteguhan gunung yang tinggi dan kokoh:

كَلاَّ .. إِنَّ مَعِيْ رَبِّيْ سَيَهْدِيْنِ

Sekali-kali tidak … sesungguhnya Robbku bersamaku dan akan memberi petunjuk kepadaku

Lalu apa hasil dari perasaan akan kebersamaan Alloh ta'ala dan keteguhan serta tawakal tersebut …

فَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوْسَى أَنِ اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْبَحْرَ فَانْفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فرق كَالطَّوْدِ اْلعَظِيْمِ * وَأَزْلَفْنَا ثَمَّ اْلآخَرِيْنَ * وَأَنْجَيْنَا مُوْسَى وَمَنْ مَعَهُ أَجْمَعِيْنَ * ثُمَّ أَغْرَقْنَا اْلآخَرِيْنَ * إِنَّ فِيْ ذَلِكَ لَآيَةً وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِيْنَ * وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ

Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain . Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang besar (mukjizat) akan tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. (AsySyu'aro': 63-68)

- Lihat pula kepada para tukang sihir Fir'aun, setelah keimanan itu menancap di dalam hati mereka. Bagaimana mereka tidak takut terhadap ancaman dan gertakan thoghut kepada mereka, yang mengancam akan menyiksa dengan siksaan yang pedih. Ia berkata:

قَالَ ءَامَنتُمْ لَهُ قَبْلَ أَنْ ءَاذَنَ لَكُمْ إِنَّهُ لَكَبِيرُكُمُ الَّذِي عَلَّمَكُمُ السِّحْرَ فَلأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُم مِّنْ خِلاَفٍ وَلأُصَلِّبَنَّكُمْ فِي جُذُوعِ النَّخْلِ وَلَتَعْلَمُنَّ أَيُّنَا أَشَدُّ عذاباً

Berkata Fir'aun: "Apakah kalian telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku memberi izin kepada kalian. Sesungguhnya ia adalah pemimpin kalian yang mengajarkan sihir kepada kalian. Maka sungguh aku akan memotong tangan dan kaki kalian secara bersilang, dan sesungguhnya aku akan menyalib kalian pada pangkal pohon kurma dan sesungguhnya kalian akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya". (Thoha: 71)

Dengarkanlah bagaimana para tukang sihir itu menjawabnya dengan penuh kekuatan, keteguhan dan tawakal yang besar terhadap Alloh yang Maha Esa dan Maha Perkasa. Kekuatan dan siksaan Fir'aun yang ia ancamkan kepada mereka tidak menjadikan mereka gentar, dan kekuasaannya yang menyeramkan itu tidak menjadikan mereka gelisah … Karena di dalam hati mereka telah tertanam keimanan bahwa Alloh lah yang memiliki kekuatan yang dahsyat, dan bahwa siksaan-Nya lah yang maha pedih dan kekal … dan bahwasanya Alloh ta'ala lah yang memiliki kekuasaan yang abadi … Bagaimana bisa dibandingkan antara kekuatan Pencipta dengan kekuatan makhluq, antara siksaan Raja dengan siksaan hamba, dan antara kekuasaan yang Maha Perkasa dengan kekuasaan orang-orang lemah dan hina … Dahulu para tukang sihir itu membangga-banggakan keperkasaan thoghut dan melaksanakan perintahnya. Akan tetapi keimanan terhadap Alloh ta'ala lah yang telah membuat mu'jizat tatkala mereka berdiri tegap menentang thoghut tersebut dengan tegas dan tanpa rasa takut atau gentar:

قَالُوا لَن نُّؤْثِرَكَ عَلَى مَاجَآءَنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالَّذِي فَطَرَنَا فَاقْضِ مَاأَنتَ قَاضٍ إِنَّمَا تَقْضِي هَذِهِ الْحَيَاةَ الدُّنْيَآ إِنَّآ ءَامَنَّا بِرَبِّنَا لِيَغْفِرْ لَنَا خَطَايَانَا وَمَآأَكْرَهْتَنَا عَلَيْهِ مِنَ السِّحْرِ وَاللهُ خَيْرٌ وَأَبْقَى

Mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata (mukjizat), yang telah datang kepada kami dan dari Tuhan yang telah menciptakan kami; maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja. Sesungguhnya kami telah beriman kepada Tuhan kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami dan sihir yang telah kamu paksakan kepada kami melakukannya. Dan Alloh lebih baik (pahala-Nya) dan lebih kekal (azab-Nya)". (Thoha: 72-73)

Dan masih banyak lagi contoh yang lain.

Dan sungguh pada Sang Nabi dan Rosul penutup, benar-benar ada contoh yang paling baik dalam masalah ini … Coba perhatikan hadits yang dikisahkan 'Amr bin Al 'Ash dan diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan yang lainnya dengan isnad shohih … Perhatikanlah bagaimana sikap beliau ketika beliau berdiri di hadapan orang-orang kafir di Mekah, sedangkan mereka mengepung beliau pada suatu periode di mana Islam masih lemah. Salah seorang di antara mereka memegang sorban beliau, sementara yang lainnya bertanya kepada beliau:

أَنْتَ الَّذِيْ تَقُوْلُ كَذَا وَكَذَا

"Apakah engkau yang mengatakan begini dan begini?"

Yaitu tatkala mereka mendengar bahwa beliau mencela sesembahan dan agama mereka … Maka beliau shollallohu 'alaihi wa sallam menjawab dengan tegas dan jelas, dan dengan tanpa takut atau gentar:

نَعَمْ، أَنَا الَّذِيْ أَقُوْلُ ذَلِكَ

Ya, akulah yang mengatakan seperti itu.

Dan sebelum itu beliau mengatakan kepada mereka:

تَسْمَعُوْنَ يَا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ أَمَا وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَقَدْ جِئْتُكُمْ بِالذَّبْحِ

Dengarkan wahai orang-orang Quraisy. Demi (Alloh) yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, aku datang kepada kalian untuk menyembelih.

… sehingga orang-orang Quraisy sangat terkejut dengan kata-kata beliau itu, sampai-sampai tidak ada seorangpun di antara mereka kecuali seolah-olah di atas kepalanya ada burung yang hinggap. Bahkan orang yang paling garang di antara mereka ketika itu betul-belul berusaha menenangkan beliau dengan perkataan yang paling santun … 2 Dan dahulu beliau senantiasa meneguhkan para sahabatnya dengan Al Qur'an yang diturunkan Robb nya kepada beliau, yang menceritakan kepada mereka kisah keteguhan umat-umat terdahulu. Beliau bersabda:

قَدْ كَانَ مَنْ قَبْلَكُمْ يُؤْخَذُ الرَّجُلُ فَيُحْفَرُ لَهُ فِي اْلأَرْضِ فَيُجْعَلُ فِيْهَا ، ثُمَّ يُؤْتَى بِالْمِنْشَارِ فَيُوْضَعُ عَلَى رَأْسِهِ فَيُجْعَلُ نِصْفَيْنِ وَيُمْشَطُ بِأَمْشَاطِ الْحَدِيْدِ مَا دُوْنَ لَحْمِهِ وَعَظْمِهِ مَا يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ دِيْنِهِ ، وَاللهِ لَيُتِمَّنَّ اللهُ تَعَالَى هَذَا اْلأَمْرَ حَتَّى يَسِيْرَ الرَّاكِبُ مِنْ صَنْعَاء إِلَى حَضْرَمَوْت فَلاَ يَخَافُ إِلاَّ الله وَالذِّئْب عَلَى غَنَمِهِ وَلَكِنَّكُمْ قَوْمٌ تَسْتَعْجِلُوْنَ

Dahulu orang-orang sebelum kalian, ada seseorang yang ditangkap lalu ditanam dalam tanah. Kemudian didatangkan gergaji dan diletakkan di atas kepalanya, lalu ia dibelah menjadi dua bagian, dan disisir dengan sisir besi antara daging dan tulangnya, namun hal itu tidak dapat mengeluarkan mereka dari agamanya. Demi Alloh, Alloh pasti akan menyempurnakan ajaran ini sampai seseorang menunggang unta berjalan dari Shon'a ke Hadlromaut tidak ada yang ia takuti kecuali Alloh dan srigala yang akan menerkam dombanya. Akan tetapi kalian adalah orang-orang yang tergesa-gesa. HR. Al Bukhori dan lainnya.

Setelah itu semua … Sesungguhnya di sana masih ada satu kenyataan yang tidak boleh dilalaikan oleh orang-orang beriman dan tidak boleh hilang dari mata dan pikiran mereka, yaitu; bahwasanya kebatilan itu sangatlah lemah meskipun ia memiliki berbagai hal untuk membuat dirinya menyeramkan, dan meskipun ia menunjukkan kekuatan dan pertahanannya. Sesungguhnya, demi Alloh, ia itu di sisi Penguasa langit dan bumi lebih rendah daripada seekor lalat. Semoga Alloh merahmati Ibnul Qoyyim, tatkala beliau mengatakan di dalam sya'ir Nuniyah nya:

لاَ تَخْشَ كَثْرَتَهُمْ فَهُمْ هَمْجُ الْوَرَى وَذُبَابُهُ ، أَتَخَافُ مِنْ ذُبَّانٍ ؟

Janganlah takut dengan banyaknya jumlah mereka, karena mereka itu adalah nyamuk …

… dan lalat, apakah engkau takut kepada lalat …

Ya, demi Alloh mereka itu adalah seperti lalat … bahkan lebih rendah daripada lalat …

وَإِن يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لاَّيَسْتَنقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ

Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. (Al Hajj: 73)

Jika orang-orang kafir itu memiliki sejarah kejayaan … sesungguhnya kebenaran itu jauh lebih banyak memiliki sejarah kejayaan.

Dan sungguh kekuatan mereka yang semu telah tersingkap di sepanjang sejarah, di tangan orang-orang yang menepati janji mereka kepada Alloh, lalu di antara mereka ada yang menemui ajalnya dan di antara mereka ada yang masih menunggu, dan mereka tidak merubah janji mereka sama sekali … sementara kebatilan dan para penganutnya itu tidak akan berlagak … dan tidak akan menunjukkan kekuatannya yang semu kecuali pada saat medan perang itu kosong dari orang-orang yang menepati janji mereka kepada Alloh tersebut … duhai … betapa banyak kita membutuhkan orang-orang yang perwira seperti mereka …

Terakhir … Sesungguhnya A Qur'an itu menarik perhatian kita kepada akhir dari perjalanan para pembangkang tersebut. Yang telah berbuat aniaya di muka bumi, dan membuat banyak kerusakan di sana, yang mana dahulu mereka adalah orang yang paling perkasa dan banyak meninggalkan bekas di muka bumi …

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍ إِرَمَ ذَاتِ الْعِمَادِ الَّتِي لَمْ يُخْلَقْ مِثْلَهَا فيِ الْبِلاَدِ وَثَمُودَ الَّذِينَ جَابُوا الصَّخْرَ بِالْوَادِ وَفِرْعَوْنَ ذِى اْلأَوْتَادِ الَّذِينَ طَغَوْا فيِ الْبِلاَدِ فَأَكْثَرُوا فِيهَا الْفَسَادَ فَصَبَّ عَلَيْهِمْ رَبُّكَ سَوْطَ عَذَابٍ إِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِ

Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Aad? (yaitu) penduduk Irom yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi. yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain, dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah, dan kaum Fir'aun yang mempunyai pasak-pasak (tentara yang banyak), yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri, lalu mereka berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu, karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti azab, sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi. (Al Fajr: 6-14)

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيْلِ أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِيْ تَضْلِيْلٍ

Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia? (Al Fil: 1-2)

Al Qur'an menarik penglihatan dan pendengaran kita kepada akhir dari perjalanan mereka. Lihatlah bekas-bekas peninggalan mereka dan rumah-rumah mereka runtuh, Alloh ta'ala binasakan mereka dan Alloh ta'ala menangkan tentara-Nya yang bertauhid … Tidak ada gunanya kekuatan mereka yang mereka bangga-banggakan … juga jumlah, persenjataan dan kelompok mereka yang mereka sombongkan … Alloh ta'ala hancurkan mereka, dan tidak ada pelindung dan penolong bagi mereka … Hal itu karena Alloh adalah pelindung orang-orang yang beriman sedangkan orang-orang kafir itu tidak memiliki pelindung …

أَفَلَمْ يَسِيْرُوْا فِي اْلأَرْضِ فَيَنْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَانُوْا أَكْثَرَ مِنْهُمْ وَأَشَدَّ قُوَّةً وَآثَاراً فِي اْلأَرْضِ فَمَا أَغْنَى عَنْهُمْ مَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ * فَلَمَّا جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَرِحُوْا بِمَا عِنْدَهُمْ مِنَ الْعِلْمِ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوْا يَسْتَهْزِئُوْنَ * فَلَمَّا رَأَوْا بَأْسَنَا قَالُوْا آمَنَّا بِاللهِ وَحْدَهُ ْوَكَفَرْنَا بِمَا كُنَّا بِهِ مُشْرِكِيْنَ * فَلَمْ يَكُ يَنْفَعُهُمُ ْإِيْمَانُهُمْ لَمَّا رَأَوْا بَأْسَنَا سُنَّة اللهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ فِيْ عِبَادِهِ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْكَافِرُوْنَ

Apakah mereka belum berjalan di muka bumi, lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Dahulu orang-orang sebelum mereka itu lebih banyak jumlahnya dan lebih dahsyat kekuatan dan peninggalannya di muka bumi daripada mereka, namun semua itu tidak berguna bagi mereka lantaran apa yang mereka perbuat. Lalu tatkala para Rosul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka menyobongkan diri dengan ilmu yang mereka miliki, lalu mereka pun tertimpa siksaan yang mereka olok-lokkan. Maka tatkala mereka melihat siksaan kami, mereka mengatakan: Kami beriman kepada Alloh saja dan kami mengkufuri apa yang mereka sekutukan. Namun iman mereka tidak ada gunanya tatkala mereka melihat siksaan kami. Yang demikian itu adalah sunnatulloh yang berlaku pada hamba-hamba-Nya. Dan di sanalah orang-orang kafir itu merugi.

Wa ba'du … Inilah beberapa kenyataan yang harus direnungkan dan dipikirkan secara mendalam … oleh kita … oleh musuh-musuh kita … supaya mereka kembali.

وَلاَ يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا سَبَقُوْا إِنَّهُمْ لاَ يُعْجِزُوْنَ

Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir itu mengira akan dapat mengalahkan Kami. Sesungguhnya mereka itu tidak akan lepas (dari kekuasaan Kami).

1 Lihat Manaqibul Imam Ahmad, karangan Ibnul Jauzi, hal. 342, 343. Di sana disebutkan para ulama' salaf sebelum Imam Ahmad yang dipukuli dan disakiti karena keteguhan mereka untuk mengucapkan kebenaran … Dan contoh mengenai hal ini banyak.

2 Lihat hadits selengkapnya pada Musnad Imam Ahmad yang telah ditahqiq oleh Ahmad Syakir no. 7036.

1 komentar:

Im-fadz mengatakan...

BAGUUUUUUUUUUUUUUS RISALAHNYA!!!ANA MINTA YOOOOOOOOOOOOOOO!!!TAK PRINT LHO