Kamis, 08 Januari 2009

PENJELASAN TENTANG BAGAIMANA HUKUM POSITIF SAMPAI BISA DIBERLAKUKAN DI NEGERI-NEGERI ISLAM?

Allah `Azza wa Jalla berfirman:

(ولو شـاء ربك لجعل الناس أمة واحدة، ولايزالون مختلفين إلا من رحم ربك، ولذلك خلقهم، وتمت كلمة ربك لأملان جهنم من الجِنة والناس أجمعين)

"Sekiranya Tuhanmu menghendaki, niscaya Dia jadikan manusia ummat yang satu, dan mereka terus-menerus berselisih kecuali siapa yang dirahmati Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Dan telah ditetapkan kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya" (Qs Hud 118-119)

Allah Ta`ala tiada berkehendak untuk menjadikan manusia sebagai satu ummat – sebagaimana yang ditunjukkan oleh huruf «لو»-sekiranya- . Sesungguhnya kata "Sekiranya" itu adalah huruf yang menunjukkan penolakan, karena penolakan "Hanyasanya Allah telah menjadikan mereka saling berselisih/berbeda". Adapun perbedaan itu sendiri bermacam ragam bentuknya, seperti perbedaan warna kulit, bahasa, bangsa, kekayaan, kefakiran, kesehatan dan sakit. Akan tetapi bentuk perbedaan terbesar yang mengakibatkan kebahagiaan dan kecelakaan anak manusia di akherat kelak ialah perbedaan dalam agama yang mereka anut, sehingga mereka menjadi orang beriman dan orang kafir.

Allah telah berkehendak untuk menciptakan makhluk-Nya menjadi dua golongan, yakni golongan yang beriman dan golongan yang kafir, sebagaimana firman-Nya:

(هو الذي خلقكم فمنكم كافر ومنكم مؤمن، والله بما تعملون بصير)

"Dan Dia-lah yang telah menciptakan kalian, lalu sebagian di antara kalian ada yang kafir, dan sebagian di antara kalian ada yang mu`min. Dan Allah Maha Melihat terhadap apa yang kalian perbuat" (Qs At Taghaabun 2)

Allah menguji kedua golongan tersebut, sebagian dari mereka dengan sebagian yang lain, supaya terlaksa ujian tersebut, dan supaya setiap orang mendapat balasan sesuai dengan apa yang telah dia perbuat. Allah Ta`ala berfirman:

وجعلنا بعضكم لبعض فتنة أتصبرون)

"Dan telah Kami jadikan sebagian kalian sebagai ujian bagi sebagian yang lain, adakah kalian mau bersabar?" (Qs Al Furqaan 20)

Allah Ta`ala berfirman:

(فإذا لقيتم الذين كفروا فضرب الرقاب ــ إلى قوله ــ ذلك ولو يشاء الله لانتصر منهم ولكن ليبلوا بعضكم ببعض)

"Apabila kalian bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang), maka pancunglah batang leher mereka –sampai dengan firman-Nya- Demikianlah, apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka, tetapi Allah hendak menguji sebagian kalian dengan sebagian yang lain" (Qs Muhammad 4)

Allah `Azza wa Jalla berfirman – dalam sebuah hadits qudsi- pada Nabi-Nya Muhammad Saw:

(إنما بعثتك لأبتليك وابتلي بك)

"Sesungguhnya Aku telah mengutusmu, untuk Aku uji kamu dan aku uji –manusia- denganmu" HR. Muslim.

Telah berlangsung permusuhan antara dua golongan tersebut menurut ketentuan Allah dan syari`at-Nya, sebagaimana Allah `Azza wa Jalla menghendaki kebenaran dengan firman-Nya kepada Adam dan istrinya:

وقلنا اهبطوا بعضكم لبعض عدو، ولكم في الأرض مستقر ومتاع إلى حين)

"Dan Kami katakan: "Turunlah kalian, sebagian kalian adalah musuh bagi sebagian yang lain. Dan bagi kalian ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai dengan waktu yang ditentukan" (Qs Al Baqarah 36)

Maka permusuhan di antara Bani Adam ini, bisa jadi permusuhan dalam urusan agama, dan bisa jadi permusuhan dalam urusan dunia. Permusuhan dalam urusan agama itu pasti terjadi tak bisa dihindarkan. Allah telah menciptakan orang-orang kafir untuk memusuhi orang-orang beriman, sebagaimana firman Allah Ta`ala:

إن الكافرين كانوا لكم عدواً مبينا)

"Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagi kalian" (Qs. An Nisaa 101)

Sebagaimana Allah Ta`ala memerintahkan orang-orang beriman supaya memusuhi orang-orang kafir, dengan firman-Nya:

(قد كانت لكم أسوة حسنة في إبراهيم والذين معه إذ قالوا لقومهم إنا برءاؤا منكم ومما تعبدون من دون الله، كفرونا بكم وبدا بيننا وبينكم العداوة والبغضاء أبدا حتى تؤمنوا بالله وحده)

"Sungguh telah ada suri teladan yang baik pada diri Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya, ketika mereka mengatakan kepada kaumnya "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dari apa-apa yang kalian sembah selain Allah. Kami ingkari (kekafiran) kalian, dan telah nyata permusuhan dan kebencian antara kami dengan kalian selama-lamanya sampai kalian beriman kepada Allah saja"

(Qs Al Mumtahanah 4)

Dengan permusuhan timbal balik yang bermacam-ragam bentuknya ini, Allah menguji setiap golongan dengan golongan yang lain, supaya ujian dan percobaan bagi kedua golongan tersebut terjadi dan terlaksana di dunia, kemudian Allah akan membalas amal-amal perbuatan mereka pada hari kebangkitan kelak.

Permusuhan orang-orang kafir terhadap orang-orang beriman itu banyak sekali bentuknya, antara lain ialah:

  1. Menyebarkan syubhat-syubhat untuk memfitnah agama dan memalingkan manusia daripadanya, sebagaimana firman Allah Ta` ala:

(وكذلك جعلنا لكل نبي عدواً شياطين الإنس والجن يوحي بعضهم إلى بعض زخرف القول غروراً، ولو شاء ربك مافعلوه، فذرهم وما يفترون، ولتصغى إليه أفئدة الذين لايؤمنون بالآخرة وليرضوه وليقترفوا ماهم مقترفون)

"Dan demikianlah, telah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yakni syetan dari golongan manusia dan jin. Sebagian dari mereka mengilhamkan/menginspirasikan kepada sebagian yang lain, perkataan yang indah-indah tapi menipu (mereka). Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.

Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akherat cenderung kepadanya –yakni inspirasi syetan itu-, dan supaya mereka senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa (yang syetan) kerjalan." (Qs Al An`aam 112-113)

Allah Ta`ala berfirman:

(ودّوا لو تكفرون كما كفروا)

"Dan mereka suka sekiranya kalian kafir sebagaimana mereka kafir" (Qs An Nisaa` 89)

2) Memperolok-olok dan mencemooh orang-orang beriman:

Allah Ta`ala berfirman:

(ياحسرة على العباد مايأتيهم من رسول إلا كانوا به يستهزءون)

"Alangkah besar penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiadalah datang pada mereka seorang Rasul, melainkan mereka memperolok-oloknya"(Qs Yaasiin 30)

Allah Ta`ala berfirman:

(زُيِّن للذين كفروا الحياةُ الدنيا، ويسخرون من الذين آمنوا)

"Telah ditampakkan indah kehidupan dunia dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka mencemooh/memandang hina orang-orang yang beriman" (Qs Al Baqarah 212)

Dan ayat-ayat yang terdapat pada bagian akhir surat Al Muthaffifiin serta ayat-ayat lain yang semisalnya.

  1. Melancarkan tekanan materiil terhadap orang-orang beriman dan memaksakan blokade ekonomi terhadap mereka:

Allah Ta`ala berfirman:

(هم الذين يقولون لاتنفقوا على من عند رسول الله حتى ينفضوا)

"Merekalah yang mengatakan (kepada orang-orang Anshar):" Janganlah kalian memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada di sisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah)" (Qs Al Munaafiquun 7)

  1. Melakukan upaya-upaya untuk merusak orang-orang beriman:

Allah Ta`ala berfirman:

(ياأيها الذين آمنوا لا تتخذوا بطانة من دونكم لايألونكم خبالاً ودّوا ماعنتّم)

"Wahai orang-orang beriman, janganlah kalian ambil orang-orang di luar kalangan kalian sebagi teman kepercayaan, (karena) mereka senantiasa berusaha merusak kalian dan mereka suka apa yang menyusahkan kalian" (Qs Ali `Imran 118)

Allah Ta`ala berfirman:

(لو خرجوا فيكم مازادوكم إلا خبالا، ولأوضعوا خلالكم يبغونكم الفتنة)

"Jikalau mereka berangkat bersama-sama kalian, niscaya mereka tidak menambah kalian kecuali hanya kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas-gegas maju ke muka di celah-celah barisan kalian, untuk membuat kekacauan di antara kalian" (Qs At Taubah 47)

  1. Mengancam akan membuang dan mengusir orang-orang beriman:

Allah Ta`ala berfirman:

(وقال الذين كفروا لرسلهم لنخرجنكم من أرضنا أو لتعودنّ في ملتنا)

"Orang-orang kafir berkata kepada Rasul-rasul mereka: "Kami benar-benar akan mengusir kalian dari negeri kami, atau kalian kembali kepada agama kami" (Qs Ibrahim 13)

  1. Menyiksa orang-orang beriman dan memalingkan mereka dari agama mereka:

Allah Ta`ala berfirman:

إنهم إن يظهروا عليكم يرجموكم أو يعيدوكم في ملتهم ولن تفلحوا إذا أبدا)

"Sesungguhnya jika mereka mengalahkan (mengetahui keberadaan) kalian, niscaya mereka akan merajam (melempari batu) kalian atau mengembalikan kalian kepada agama mereka, jika demikian halnya, maka kalian tidak akan beruntung selama-lamanya" (Qs Al Kahfi 20)

Allah Ta`ala berfirman:

(ولقد كذّبت رُسُل من قبلك فصبروا على ماكذّبوا وأوذوا)

"Dan sesungguhnya telah didustakan para Rasul sebelum kamu, lalu mereka bersabar atas pendustaan yang penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka" (Qs Al An`aam 34)

  1. Membunuh dan memerangi orang-orang beriman serta menghalang-halangi mereka dari agama mereka:

Allah Ta`ala berfirman:

(قُتِل أصحـاب الأخــدود، النــار ذات الوقود، إذ هم عليها قعود، وهم على مايفعلون بالمؤمنين شهود، ومانقموا منهم إلا أن يؤمنوا بالله العزيز الحميد)

  1. Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit,

  2. Yang berapi (dinyalakan) dengan kayu bakar,

  3. ketika mereka duduk di sekitarnya,

  4. sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang beriman,

  5. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang beriman itu melainkan karena mereka beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (Qs Al Buruuj)

Allah Ta`ala berfirman:

(ولايزالون يقاتلونكم حتى يردوكم عن دينكم إن استطاعوا)

"Dan mereka tiada henti-henti memerangi kalian sehingga mereka dapat memalingkan kalian dari agama kalian sekiranya mereka mampu" (Qs Al Baqarah 217)

Al Qur`an penuh berisi penjelasan yang menerangkan bentuk-bentuk permusuhan ini dan bentuk-bentuk permusuhan lainnya –khususnya pada surat-surat Makiyyah-. Bentuk-bentuk permusuhan orang-orang kafir terhadap orang-orang beriman tidaklah berbeda pada satu ummat dari ummat yang lain. Karena itu Allah Ta`ala mengisahkannya kepada kita di dalam Al Qur`an untuk meneguhkan hati orang-orang beriman, bahwasanya apa yang dilakukan orang-orang kafir terhadap mereka, maka itu juga dilakukan terhadap para pendahulu mereka, dan menegaskan pula bahwa akhir kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.

Mengenai peneguhan hati orang-orang beriman ini, Allah Ta`ala berfirman:

(وكُلاً نقصّ عليك من أنباء الرُسُل ما نثبت به فؤادك)

"Dan semua kisah dari rasul-rasul itu Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami meneguhkan hati kamu" (Qs Huud 120).

Allah Ta`ala berfirman –setelah menuturkan kisah Nuh As dengan kaumnya-:

تلك من أنباء الغيب نوحيها إليك، ماكنت تعلمها أنت ولاقومُك من قبل هذا، فاصبر إن العاقبة للمتقين)

"Itu adalah di antara berita-berita tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), kamu tidaklah mengetahuinya dan tidak pula kaummu sebelummu. Maka bersabarlah, sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa" (Qs Huud 49)

Dan dengan penuturan kisah seperti ini, dahulu Rasulullah Saw. meneguhkan hati para sahabat, yakni saat mereka mendapatkan perlakuan sangat kejam dari kaum musyrikin di Mekkah. Apa yang beliau lakukan itu tersebut dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al Khabbab bin Al Aratt ra:

"Kami mengadu kepada Rasulullah Saw, dan saat itu beliau sedang berbaring di bawah naungan Ka`bah berbantalkan sorbannya. Kami katakan padanya: " Tidakkah engkau sudi memintakan pertolongan untuk kami, tidakkah engkau sudi mendo`akan untuk kami?" Beliaupun menjawab: "Sungguh pernah terjadi sebelum kalian, seorang lelaki ditangkap, lalu digali lubang untuk menanamnya di dalam tanah. Lalu dia dimasukkan ke dalam lobang tadi. Kemudian didatangkan sebuah gergaji. Lalu gergaji itu diletakkan di atas kepalanya, dan digergajilah kepalanya hingga terbelah menjadi dua. Kemudian tubuhnya disisir dengan sisir besi hingga tembus ke daging dan tulangnya. Tapi siksaan yang demikian itu tidak mampu memalingkan dia dari agamanya. Demi Allah, sungguh Allah benar-benar akan menyempurnakan agama ini sehingga seorang pengendara bisa melakukan perjalanan dari Shan`a ke Hadramaut dengan aman, dan tiada yang ditakutinya selain Allah dan serigala terhadap dombanya. Akan tetapi kalian tergesa-gesa) HR. Al Bukhari.

Dalam riwayat yang lain disebutkan:

"Dan beliau sedang berbantal sorbannya, dan kami telah mendapatkan perlakuan yang sangat kejam dari orang-orang musyrik"

Sebagai respon balik terhadap permusuhan orang-orang kafir terhadap kita –dengan berbagai macam bentuknya itu tadi-, maka Allah memerintahkan kita untuk menyeru mereka kepada agama yang hak, sebagaimana Dia memerintahkan kita pula untuk membenci mereka, memusuhi mereka dan memerangi mereka apabila mereka tidak mau menyambut seruan kita. Allah Ta`ala berfirman:

(قل للذين كفروا إن ينتهوا يُغفر لهم ما قد سلف، وإن يعودوا فقد مضت سُنّة الأولين، وقاتلوهم حتى لاتكون فتنة ويكون الدين كله لله)

"Katakanlah kepada orang-orang kafir itu: "Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka dari dosa-dosa mereka yang sudah lewat; dan jika mereka kembali lagi, maka sesungguhnya (akan menimpa mereka) sunnah (Allah) yang telah menimpa ummat-ummat terdahulu.

Dan perangilah mereka supaya tidak ada lagi fitnah, dan supaya agama (ketaatan) itu semuanya hanya untuk Allah.." (Qs Al Anfaal 38-39)

Allah Ta`ala berfirman:

(وقاتلوا المشركين كافة كما يقاتلونكم كافة واعلموا أن الله مع المتقين)

"Dan perangilah orang-orang musyrik itu semuanya, sebagaimana mereka memerangi kalian semuanya, dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa" (Qs At Taubah 36)

Dan perang yang dilakukan orang-orang beriman terhadap orang-orang kafir itu termasuk di antara cara Allah menolak kerusakan yang dibuat oleh sebagian manusia, sebagaimana firman-Nya:

(ولولا دفع الله الناس بعضهم ببعض لفسدت الأرض، ولكن الله ذو فضل على العالمين)

"Dan kalaulah Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, niscaya rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam" (Qs Al Baqarah 251)

Rasulullah Saw dan para sahabatnya telah menghadapi berbagai macam gangguan dan perlakuan aniaya dari orang-orang musyrik, pengisoliran mereka, syubhat-syubhat mereka dan perang mereka sampai kemudian Allah berkenan memenangkan agama ini dan menjadikan mereka sebagai penguasa di muka bumi. Kaum muslimin menguasai negeri-negeri di belahan Barat dan Timur bumi setelah mereka berhasil menumbangkan kekuasaan imperium Parsi dan Romawi. Sampai akhirnya kelemahan mulai menjalar ke dalam tubuh ummat Islam. Penyakit wahan –cinta dunia dan benci mati- menyusup ke dalam hati putra-putra mereka. Maka musuhpun menyerang mereka dari segenap penjuru. Diantara serangan paling hebat yang tertuju pada mereka ialah serbuan pasukan salibi terhadap negeri Syam dan negeri Mesir, berawal dari abad Keenam Hijriyah. Kemudian serbuan pasukan Mongol terhadap wilayah Timur Islam dan pendudukan mereka terhadap negeri-negeri Islam. Ekspansi militer mereka terus berlanjut hingga ke wilayah Syam pada abad Ketujuh Hijriyah. Kemudian kaum kafir salibi merebut negeri Andalusia dari tangan kaum muslimin pada abad Kesepuluh Hijriyah. Konflik peperangan yang terjadi antara orang-orang kafir dan orang-orang mu`min tidak pernah berhenti sama sekali di satu waktupun. Sampai-sampai saya menghitung peperangan yang diterjuni oleh Daulah `Utsmaniyah yang berumur 600 tahun (th 1300 M-th 1600 M) jumlahnya ada 60 kali, yakni sama dengan satu kali peperangan dalam sepuluh tahunnya. Kaum muslimin mampu menolak serangan-serangan militer orang-orang kafir dalam waktu yang cukup lama dan mampu memulihkan dampak-dampak buruk peperangan terhadap ummat. Sampai akhirnya perlawanan mereka melemah sejak dua abad terakhir, yakni ketika orang-orang kafir Eropa dan Rusia berhasil menguasai sebagian negeri-negeri Islam dengan ekspansi militer mereka. Berawal dari sinilah, dengan berbagai cara mereka melakukan upaya destruktif/perusakan terhadap negeri Islam dan ummat Islam, semuanya bertujuan memisahkan ummat Islam dari agama mereka, memadamkan semangat perlawanan mereka dan menguras habis sumber-sumber kekayaan dan kekuatan mereka, sebagaimana firman Allah Ta`ala:

"Dan mereka tiada henti-henti memerangi kalian sampai mereka dapat memalingkan kalian dari agama kalian seandainya mereka mampu" (Qs Al Baqarah 217).

Tidak ada komentar: