Jumat, 10 April 2009

Fakta-Fakta Kebangkitan Islam dan Gerakan Jihad

Fakta-Fakta Kebangkitan Islam dan Gerakan Jihad 1930-2002

Umar Abdul Hakim Abu Mush’ab As-Suri

Persembahan

Buku ini saya persembahkan kepada orang-orang beriman dan para pemuda yang benar. Saya berpendapat, mereka melihat kekuatan kafir salib zionis yang dipimpin oleh Amerika semakin merangsek dan mengepung kita, bagaikan mengepung makanan di piring. Mereka telah membinasakan banyak nyawa, menginjak-injak kehormatan, mencaplok tempat-tempat suci, menguasai berbagai negara, dan merampas sumber-sumber makanan hamba.

Hati mereka penuh dengan duka cita, intimidasi telah mencekik leher mereka, dan air mata kesakitan memenjarakan kesombongan maskulinitas mereka. Ayat-ayat Allah bergema di dalam nurani mereka dan memanggil:

(An-Nisâ’: 75).

(At-Tawbah: 38).

Rasa sesal dan rugi memenuhi jiwa mereka. Mereka bertanya-tanya, apa yang bisa kita lakukan di hadapan badai yang berhembus dari kaum Salibis dan Zionis beserta antek-antek mereka yang terdiri dari orang-orang murtad dan orang-orang munafik di tengah-tengah kita?

Jawaban yang jelas bagi mereka telah datang dari Kitab Allah:

(An-Nisâ’: 84).

(At-Tawbah: 111).

Angan-angan berkobar dalam ruh, tekad memancar dalam jiwa, dan niat terbentuk dalam hati mereka. Mereka berdoa kepada Rabb mereka dengan sepenuh hati:

Saya datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, saya datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu. Saya datang memenuhi panggilan-Mu. Kami menjual diri kami, wahai Rabb, kami menjual diri kami. Kami tidak akan membatalkan maupun meminta dibatalkan.

Saya persembahkan buku ini agar menjadi petunjuk dan rambu-rambu di jalan jihad fi sabilillah; bekal yang bisa membantu mereka untuk menyampaikan—dengan pertolongan Allah; dan menjadi bagian yang mengaitkan pemikiran dan manhaj mereka dengan kafilah orang-orang asing yang membela al-haq (kebenaran); orang-orang yang melarikan lari untuk menyelamatkan din mereka.

Buku ini juga bertujuan (a) mengenalkan sejarah orang-orang yang telah mendahului mereka di jalan cahaya kepada mereka, yaitu orang-orang yang menepati janji, orang-orang yang menunggu-nunggu, dari orang-orang yang berhijrah, berjihad, memberi tempat tinggal dan memberi pertolongan dari para tokoh pergerakan jihad dan kebangkitan Islam yang diberkahi di zaman ini dan (b) mengedepankan manhaj jihad, ide pergerakan, dan cara kerja.

Program kerja yang terintegrasi akan membantu mereka terbebas dari dosa berdiam diri, derita kegelisahan dan kesedihan, beratnya ketidakmampuan dan kemalasan, serta penyesalan dari tekanan orang lain.

Kepada para mujahid pada masa mendatang yang mengantungkan cita-cita mereka di kaki langit. Mereka membawa panji-panji “lâ ilâha illallah Muhammad Rasulullah” yang mengibarkan kemuliaan dan kemenangan, mengalahkan kekuatan kekuatan kafir dan kedhaliman, serta menerapkan syari’at Allah di bumi.

Kepada para mujahidin tersebut dan para pendahulu mereka, para syuhada, para tawanan, dan orang-orang yang menggelandang yang telah menorehkan petunjuk jalan untuk generasi jihad dan perlawanan di masa mendatang dengan darah, kesedihan, dan beban istri-istri serta anak-anak mereka.

Kepada mereka semua kami persembahkan buku ini.

Saya berharap kepada Allah yang Maha Penyantun, Mahamulia, Mahatinggi, Mahaagung, Maha Pengampun, Maha Menyayangi, Maha Pengasih, dan Maha Pemberi Anugerah agar tidak mengharamkan saya untuk menemani mereka di surga yang tinggi bersama para nabi, orang-orang yang benar, para syuhada, dan orang-orang saleh. Harapan saya kepada Allah sangat besar dan kabar gembira kekasih-Nya yang disucikan saw. bahwa orang yang memberi petunjuk kepada kebaikan akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkan kebaikan tersebut. Guru dan murid bersekutu dalam pahala dan seseorang akan dibangkitkan bersama orang yang dicintainya.

Umar Abdul Hakim Abu Mush’ab As-Suri

Bab Kelima

Catatan Ringkas Perjalanan Kebangkitan Islam Kontemporer Tahun 1930–2003

Allah Ta’ala berfirman:

(Hud: 116)

Abu Dawud meriwayatkan dari Tsauban bahwa Rasulullah saw. bersabda:

ثُمَّ يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ

“Akan datang suatu masa, di mana berbagai kelompok (kafir) mengerumuni kalian seperti orang-orang lapar mengerumuni hidangan.” Seorang sahabat bertanya, ‘Apakah karena jumlah kita waktu itu sedikit?” Beliau menjawab, “Bahkan jumlah kalian waktu itu sangatlah banyak, akan tetapi perumpamaan kalian seperti buih di lautan, sehingga Allah mencabut rasa takut dari musuh-musuh kalian kepada kalian dan hati kalian terkena penyakit wahn”. Seorang sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa penyakit wahn itu?” Beliau menjawab, “Penyakit cinta dunia dan takut mati”.

Rasulullah saw. juga bersabda:

بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ غَرِيبًا كَمَا بَدَأَ فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ

Islam bermula dalam keadaan asing, dan akan kembali terasing seperti semula, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan.”

Bab Kelima:

Catatan Ringkas Perjalanan Kebangkitan Islam Kontemporer Tahun 1930 – 2003

Secara resmi, Khilafah Utsmaniyah runtuh pada tahun 1924, setelah melewati masa kemerosotan sejak awal abad kesembilan belas dan sirna sama sekali pada awal abad kedua puluh. Negara-negara salib telah menginvasi wilayah kekuasaan Khilafah Utsmaniyah tersebut, mulai dari wilayah-wilayah pinggiran kemudian membagi-bagi warisannya, setelah keruntuhan Khilafah Utsmaniyah diumumkan.

Tanda-tanda kebangkitan Islam sudah mulai lahir sejak pertengahan abad ke-18. Sebagian pemimpin kebangkitan Islam tersebut telah berusaha untuk memperbarui dan memberbaiki kekuasaan Utsmani, bekerjasama dengan para pendukung, serta memberikan usulan dan ide yang membangun (ide builder) kepada Sultan Abdul Hamid untuk memperbaiki kondisi pemerintahan Islam. Akan tetapi, usaha tersebut tidak mampu membendung arus waktu yang menghantarkan kepada kehancuran, sehingga daulah Utsmaniyah jatuh dan masa kolonialisme mulai mengambil alih. Sejak itu, kekhilafahan pun hilang, yaitu 79 tahun yang lalu.

Keguncangan tersebut menimbulkan reaksi di dunia Islam yang ditandai dengan kelahiran kebangkitan Islam dengan berbagai bentuk dan tujuannya. Semuanya berusaha untuk mengembalikan kekhilafahan, hukum Islam, dan kebangkitan Islam.

Doktrin-doktrin kebangkitan Islam yang terkemuka dan berkembang adalah:

  1. Doktrin Ikwanul Muslimin (Organisasi Persaudaraan Umat Islam)

Ikhwanul Muslimin didirikan oleh Syaikh Hasan Al-Banna r.h. pada tahun 1928. Tekad dan tujuan pergerakan mereka adalah mengembalikan kekhilafahan. Hasan Al-Banna membuat program dan metode pergerakannya teringkas dalam dalam ucapan dan semboyannya, yaitu:

“Allah tujuan kami, Rasul teladan kami, Al-Qur'an pedoman kami, jihad jalan kami, mati di jalan Allah adalah cita-cita tertinggi kami”.

Ikhwanul Muslimin telah tersebar di Mesir hingga masuk ke berbagai pelosok kota dan desa, serta menjadi kelompok terbesar di negara tersebut dan sekitarnya pada waktu itu. Dalam waktu singkat, Ikhwanul Muslimin juga tersebar di negeri Syiria.

Beberapa organisasi dan pergerakan Islam bergabung dengan Ikhwanul Muslimin. Kader-kader dan tokoh mereka berkembang pesat, sehingga basis massa mereka mencapai puluhan ribu orang. Dari sinilah, Ikhwanul Muslimin berkembang luas ke berbagai negara Arab dan negara Islam lainnya, sehingga muncul berbagai kelompok, baik dengan nama yang sama maupun memakai nama lokal, namun tetap bertolak dari satu dasar dan berdiri di atas satu pondasi.

Manhaj dakwah gerakan Ikhwanul Muslimin, pada awal berdirinya, dapat diringkas, bahwa Ikhwanul Muslimin adalah gerakan campuran dari pemikiran salaf, sebagian fundamentalisme sufi, kecenderungan berjihad, serta struktur pergerakan organisatoris dengan berbagai orientasi politik yang jelas, di samping adanya jiwa nasionalisme dan cinta tanah air.

Al-Ikhwan (sebutan lain dari Ikhwanul Muslimin) selalu memanfaatkan peluang-peluang politik di berbagai negara dengan ikut andil dalam kancah politik serta ikut dalam berbagai pemilihan umum. Mereka memiliki sumbangan –sumbangan jihad di Palestina dan jihad melawan Inggris di Mesir. Seiring dengan perjalanan waktu, Al-Ikhwan memiliki banyak syaikh, karangan-karangan, dan perpustakaan yang besar. Mereka bersandar kepada manhaj tersendiri yang terus berkembang sejalan dengan waktu, berganti-ganti wajah, dan mereka juga memperhatikan masalah pendidikan serta dakwah yang menjadi tuntutannya.

Gerakan Ikhwanul Muslimin benar-benar dianggap—sebagaimana mereka menyebutnya—sebagai “jama’ah induk” bagi mayoritas pergerakan-pergerakan berbasis politik, bahkan bagi mayoritas kelompok jihad di negara-negara Arab dan Islam. Al-Ikhwan telah melahirkan berbagai pergerakan dengan nama lain, sebagaimana pula bahwa berbagai organisasi pemuda membawa gagasan pergerakan Al-Ikhwan dan menamakannya dengan nama-nama lokal. Akan tetapi, semua kelompok tersebut lahir dari sumber yang sama.

Di antara kelompok yang berkembang secara independen di negaranya masing-masing berdasarkan manhaj Al-Ikhwan adalah:

- Front Nasionalis Sudan.

- Gerakan Orientasi Islam di Tunisia yang kemudian namanya berubah menjadi Gerakan Kebangkitan (Harakah Nahdhah).

- Gerakan Hammas (Harakah Al-Muqawamah Al-Islamiyah, Gerakan Perlawanan Islam) di Tunisia.

- Gerakan Hammas di Aljazair yang didirikan oleh Mahfudz An-Nahnah yang kemudian namanya berubah menjadi Gerakan Masyarakat Perdamaian (Harakah Mujtama’ As-Silm).

- Gerakan Kebangkitan Al-Jazair (Harakah An-Nahdhah Al-Jazairiyyah) di Al-Jazair.

- Gerakan Perubahan dan Pembaruan (Harakah Islah wa Tajdid) di Maroko.

- Gerakan Kebangkitan Islam (Harakah Thala’i Al-Islamiyah) yang didirikan oleh Syaikh Isham Al-Athar di Jerman yang berkembang di kalangan para imigran dan pelajar di Eropa dan lain-lain.

  1. Gerakan-gerakan yang pemikirannya tidak jauh berbeda dengan gerakan Ikhwanul Muslimin

Gerakan-gerakan ini terdapat di beberapa negara Islam, seperti Partai Penyelamat (Hizbus Salamah) di Turki, yang kemudian namanya berubah menjadi Hizbur Rafah, lalu berubah lagi menjadi Hizbul Fadhilah; Jama’ah Islamiyah di Pakistan; serta beberapa kelompok yang terdapat di negara-negara Islam di Asia Tenggara.

  1. Hizbut Tahrir Al-Islami

Hizbut Tahrir didirikan oleh seorang syaikh berkebangsaan Palestina, yaitu Syaikh Muhammad An-Nabhan. Gerakan ini berkembang di Yordan dan Palestina serta mulai tersebar pada tahun 40-an. Ada kesamaan antara Hizbut Tahrir dan Ikhwanul Muslimin, hanya saja gerakan ini lebih terfokus kepada masalah pendidikan, orientasi politik, dan menyebarkan opini tentang teori penegakan daulah (negara) Islam, setelah terwujud suatu wilayah yang siap menolong dan memiliki kekuatan untuk membela dakwah, Yakni, setelah mereka berhijrah ke wilayah tersebut. Hizbut Tahrir akan melaksanakan jihad setelah tempat hijrah tersebut terwujud. Mereka lebih cenderung memilih gaya pergerakan bawah tanah (underground) dan membangun prinsip revolusioner di beberapa negara.

  1. Doktrin-Doktrin Pembaharuan Pendidikan

Kelompok-kelompok ini membangun penyebaran kesadaran beragama dan pondasi ilmiah untuk membangun kembali infrastruktur di komunitas-komunitas bersenjata, seperti gerakan Asosiasi Ulama Muslim di Aljazair. Gerakan ini telah mendapatkan landasan konsep politik dengan pemahaman perlawanan peradaban dan masyarakat kolonialis untuk merehabilitasi orang-orang agar berjihad.

  1. Jama’ah Tabligh dan Dakwah

Jamaah Tabligh dan berbagai gerakan lain yang sejalan dan semanhaj dengannya lahir di anak benua India. Arah perjuangan mereka adalah memperbaiki individu Muslim pada level ibadah dan perilaku serta membangun basis dengan prinsip-prisip yang sah dan jauh dari percaturan politik, sehingga pergerakan ini bisa menyebar dengan aman, tanpa ada sandungan dari penguasa. Jama’ah Tabligh telah tersebar luas hingga mempunyai berjuta-juta pengikut. Pergerakan ini menegakkan gagasan agar para pengikutnya meluangkan sebagian waktunya, baik sehari, seminggu, sebulan maupun setahun untuk khuruj (keluar) di jalan Allah dalam perjalanan (rihlah) dakwah dari masjid ke masjid untuk bertemu dan mengajak orang-orang kepada perubahan, ajaran agama, dan berpegang teguh kepada syari’at.

  1. Gerakan-gerakan Salafi dan doktrin-doktrin ahli hadist

Gerakan ini lahir karena melihat bahwa (1) mayoritas bid’ah telah merasuk ke dalam berbagai keyakinan kaum muslimin, sehingga banyak sunnah nabi yang sirna di tengah semaraknya bid’ah, (2) kuantitas kesyirikan serta kesesatan telah menggeser kemurnian aqidah dan kebenaran dari mayoritas Muslim, sehingga hampir mengeluarkan mereka dari prinsip keimanan, dan (3) solusi kemenangannya adalah dakwah mendasar dalam persoalan pemurnian dan pelurusan tauhid, sebagai asas utama untuk memperbaiki individu dan masyarakat yang otomatis akan mengantarkan kepada kesiapan menegakkan hukum Islam.

Mayoritas gerakan Salafi di wilayah Arab dan Islam identik dengan metode keilmuan dan pendidikan. Negara Saudi ketiga pada masa kepemimpinan King Abdul Aziz dan para raja setelahnya banyak berperan dalam penyebaran dakwah Wahhabi di negara-negara tetangga di Semenanjung Arab, dalam kisah yang telah disebutkan tentang persoalan ini secara sekilas di bagian sebelumnya—hingga bahwa perjanjian antara berbagai lembaga keagamaan, baik negeri maupun swasta, dan pemerintah memiliki andil dalam menyukseskan pergerakan ini, terutama dalam kegiatan belajar mengajar (kurikulum) di berbagai perguruan tinggi, serta lahirnya berbagi lembaga, baik negeri maupun swasta, untuk menyebarkan dakwah dan pemikiran pendiri gerakan Wahhabi, cucu-cucunya, dan ulama-ulama setelahnya serta menghidupkan kembali warisan lama Syaikh Ibnu Taimiyah dan para ulama dakwah salaf lainnya, seperti Ibnul Qayyim, Asy-Syatiby dan lain-lain. Mereka juga memberikan perlindungan penuh terhadap penyebaran karangan-karangan para ulama tersebut dan apa saja dibangun untuk itu, hingga penyebaran dakwah salafiyah dan doktrin-doktrin ahli hadist di dunia Arab dan Islam semakin bertambah. Allah akan menolong agama ini dengan orang fajir dan orang-orang yang tidak memiliki akhlak.

Gerakan Salafi ini kemudian melahirkan beberapa gerakan baru akibat bercampurnya pemikiran sebagian gerakan dengan sebagian lainnya, seperti gerakan yang dinamakan Sururiyah, yaitu gerakan dinisbatkan kepada salah seorang penyerunya. Gerakan ini adalah gabungan antara sebagian pemikiran pergerakan Al-Ikhwan dan kecenderungan salaf. Gerakan lain yang lahir dari gerakan Salafi adalah pergerakan yang dinamakan sebagai Salafi Jihad, yaitu gabungan sebagian pemikiran Sayyid Qutb dan dakwah salaf, serta muncul beberapa doktrin modern yang dilahirkan doktrin kuno. Masih ada lagi gerakan lain, seperti beberapa gerakan sufi yang menggabungkan antara pendidikan, tasawuf, dan orientasi politik, sebagaimana yang terjadi di Afrika Utara dan lainnya.

Pada kurun waktu antara 1930-2000—yang akan kita sudahi dengan pembahasan secara ringkas di bab ini—tumbuh pula beberapa gerakan sufi jihad, sebagaimana yang berkembang di daratan India, Rusia Tengah, serta Afrika Utara.

Dengan demikian, banyak dai, ulama, khatib, penulis, dan pemikir Islam bangkit untuk memberikan andil dalam perjalanan kebangkitan Islam, sesuai dengan kemampuan dan peran masing-masing. Ciri-ciri lahir kehidupan beragama dan kembali berpegang teguh dengan ajaran Islam mulai berkembang, seperti tersebarnya budaya hijab, memelihara jenggot, dan potret-potret komitmen dengan Islam, semaraknya dunia percetakan, jual beli bermacam-macam buku Islam, majalah, dan surat kabar Islam, masjid-masjid ramai dengan dakwah, halaqah ilmu dan dzikir, begitu pula banyak lembaga swasta yang bergerak dalam berbagai bentuk amal kebaikan dan takwa. Berbagai bentuk aktifis muslim, baik secara kolektif maupun individu, masuk dalam percaturan kehidupan politik, pemikiran, dan budaya, sebagaimana pula terjadi banyak bentrokan antara para aktifis Islam dan sebagian penguasa.

Ringkasnya, lahirnya gerakan kebangkitan Islam itu sendiri telah hidup di tengah masyarakat Islam dan menjadi tanda yang tampak jelas dari perjalanan sejarah kontemporer masyarakat Muslim



bersambung

Tidak ada komentar: