Naskah Tarjamah Ini Diterbitkan Oleh Forum Jihad al-Tawbah Di tarjamah oleh Muharridh Muhibbul Haq بسم الله الرحمن الرحيم نُخْبَةُ الإِعْلامِ الجِهَادِيِّ Media Jihad “Nukhbah” قِسْمُ التَّفْرِيغِ وَالنَّشْرِ Divisi Transkripsi dan Publikasi تفريغ المحاضرة الصوتية Transkrip Audio Ceramah الوَلَاءُ لِلمُؤْمِنِينَ Loyalitas Terhadap Orang-orang Beriman لفضيلة الشيخ: أبي الزُّبير/ عادل بن عبد الله العباب حفظه الله Oleh Fadhiilatus Syaykh ‘Adil bin ‘Abdulloh al-‘Abbaab / Abuz Zubayr Semoga Alloh menjaganya الصادرة عن مؤسسة الملاحم للإنتاج الإعلامي Yang dirilis oleh Departement Produsen Informasi “as-Sahab” 11 رجب 1431 هـ 22/6/ 2010 م بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ الحمدُ للهِ وليِّ المؤمنينَ, والصلاةُ والسلامُ على رسولِ اللهِ متولي الصادقينَ ومن سارَ على نهجِه في البراءةِ من الكافرينَ, أمّا بعدُ: Segala puji bagi Alloh wali bagi orang-orang beriman, sholawat dan salam semoga terlimpah pada Rosululloh yang menjadi wali bagi orang-orang yang jujur dan siapa saja yang berjalan di atas jalannya dalam berlepas diri dari orang-orang kafir. Adapun kemudian: إنّ الولاءَ والبراءَ أصلٌ أصيلٌ من أُصولِ الإسلامِ, ودعامةٌ من دعائمِه, فلا يستقيمُ إسلامُ المرءِ حتى يواليَ في اللهِ ويعاديَ في اللهِ, يواليَ أهلَ الحقِّ ويعاديَ أهلَ الباطلِ. والولاءُ والبراءُ شرطٌ في صحةِ الإيمانِ, كما قالَ سبحانَه وتعالَى: Sesungguhnya al-walaa’ (loyalitas) dan al-baro’ (berlepas diri) adalah salah satu dari pokok islam dan salah satu dari penopangnya, maka tidak lurus islam seseorang hingga dia loyal karena Alloh dan bermusuhan karena Alloh. Loyal kepada ahlul haq dan memusuhi ahlul bathil. al-walaa’ (loyalitas) dan al-baro’ (berlepas diri) juga merupakan syarat sahnya iman. Sebagaimana Alloh –Yang maha tinggi-, (تَرَى كَثِيراً مِّنْهُمْ يَتَوَلَّوْنَ الَّذِينَ كَفَرُواْ لَبِئْسَ مَا قَدَّمَتْ لَهُمْ أَنفُسُهُمْ أَن سَخِطَ اللّهُ عَلَيْهِمْ وَفِي الْعَذَابِ هُمْ خَالِدُونَ*وَلَوْ كَانُوا يُؤْمِنُونَ بِالله والنَّبِيِّ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مَا اتَّخَذُوهُمْ أَوْلِيَاء وَلَـكِنَّ كَثِيراً مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ). “Kamu lihat kebanyakan mereka loyal kepada orang-orang kafir. Sungguh amat buruk apa yang disediakan jiwa mereka untuk mereka, (yaitu) kemarahan Alloh –pada mereka, dan mereka kekal dalam ‘adzab. Kalau saja mereka beriman pada Alloh, Nabi dan apa yang diturunkan padanya, (tentu) mereka tidak menjadikan orang-orang kafir itu sebagai wali, akan tetapi kebanyakan mereka adalah orang-orang fasiq.” (al-Ma-idah: 80-81) والولايةُ هي النصرةُ والمحبةُ والإكرامُ والاحترامُ للمحبوبينَ ظاهرًا وباطنًا, قالَ اللهُ تعالى: Al-wilayah (perwalian) adalah pertolongan, kecintaan, pemuliaan dan penghormatan bagi orang-orang yang dicintai secara zhohir dan secara bathin, Alloh –Yang maha tinggi- berfirman, (اللّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُواْ يُخْرِجُهُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوُرِ وَالَّذِينَ كَفَرُواْ أَوْلِيَآؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُم مِّنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ) “Alloh adalah wali bagi orang-orang yang beriman, Dia keluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya. Sedangkan orang-orang kafir, wali-wali mereka adalah thoghut, mereka mengeluarkan dari cahaya kepada kegelapan.” (al-Baqoroh: 257) والولاءُ لا يكونُ إلا للهِ تعالى ولرسولِه صلى الله عليه وسلم وللمؤمنينَ, قالَ سبحانه: Loyalitas tidak tidak diterima kecuali pada Alloh, Rosul-Nya –semoga Alloh limpahkan sholawat dan salam baginya- dan orang-orang yang beriman. Alloh –Yang maha suci- berfirman, (إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ*وَمَن يَتَوَلَّ اللّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُواْ فَإِنَّ حِزْبَ اللّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ) “Sesungguhnya wali kalian hanyalah Alloh, Rosul-Nya dan orang-orang yang beriman yang menegakkan sholat, menunaikan zakat dan mereka tunduk. Dan barang siapa yang loyal kepada Alloh, Rosul-Nya dan orang-orang yang beriman, maka sesungguhnya golongan Alloh itulah yang menang.” (al-Ma-idah: 55-56) فالولاءُ للمؤمنينَ يكونُ بمحبتِهم لإيمانِهم, ونصرتِهم والنصحِ والدعاءِ لهُم والوقوفِ معهم والرحمةِ بهم وكفِّ الأذى عنهم وإعطائِهم حقوقَ الإسلامِ وغيرِ ذلك مما يدخلُ في الولاءِ, قالَ اللهُ تعالى: Maka loyalitas terhadap orang-orang beriman adalah dengan mencintai mereka karena iman mereka, menolong mereka, memberikan nasehat, berdoa untuk kebaikan mereka, berdiri (membela) mereka, berkasih sayang pada mereka, menahan gangguan dari mereka, memberikan hak-hak islam pada mereka, dan hal-hal lain yang termasuk dalam loyalitas. Alloh –Yang maha tinggi- berfirman, (مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاء عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاء بَيْنَهُمْ) “Muhammad adalah utusan Alloh (rosululloh), sedangkan orang-orang yang bersamanya bersikap keras terhadap orang-orang kafir dan berkasih sayang sesama mereka.” (al-Fath: 29) فموالاةُ المؤمنينَ تعني التقربَ إليهم وإظهارَ الودِّ لهم بالأقوالِ والأفعالِ والنوايا, وتعني تقديمَ النصرةِ لكلِّ متمسكٍ بالإسلامِ اعتقادًا وقولًا وعملًا, والذودَ عن عرضِه ومالِه, فأصلُ الموالاةِ الحبُّ, وأصلُ المعاداةِ البغضُ, وينشأ عنهما من أعمالِ القلوبِ والجوارحِ ما يدخلُ في حقيقةِ الموالاةِ والمعاداةِ كالنصرةِ والأنسِ والمعاونةِ وكالجهادِ والهجرةِ ونحو ذلك من الأعمالِ التي توضحُ حقيقةَ الولاءِ. Makna muwalatul mu’miniin (loyal pada orang-orang beriman) adalah mendekat pada mereka, menampakkan kesenangan pada mereka dengan ucapan, perbuatan dan niat. Maknanya yang lain adalah menyediakan pertolongan bagi setiap orang-orang yang berpegang teguh pada islam secara keyakinan, perkataan dan amal tindakan. Juga (bermakna) mempertahankan kehormatan dan hartanya. Karena dasar loyalitas adalah cinta, sedangkan dasar permusuhan adalah kebencian. Dari keduanyalah berkembang amalan hati dan anggota badan yang masuk dalam hakekat loyalitas dan rivalitas, seperti pertolongan, keramahan dan bantuan, serta seperti jihad, hijroh, dan amal-amal semisalnya yang menjelaskan hakikat loyalitas. ولابدَّ من إخلاصِ الولاءِ للهِ, يقولُ سبحانَه وتعالَى: Juga harus ada ke-ikhlash-an dalam memberikan loyalitas pada Alloh. Dia –Yang maha suci lagi tinggi- berfirman, (قُلْ أَغَيْرَ اللّهِ أَتَّخِذُ وَلِيّاً فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَهُوَ يُطْعِمُ وَلاَ يُطْعَمُ قُلْ إِنِّيَ أُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَسْلَمَ وَلاَ تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكَينَ) “Katakan, ‘apakah aku akan menjadikan wali selain Alloh Yang menciptakan langit dan bumi sedangkan Dia memberi makan dan tidak diberi makan?’ Katakan, ‘sungguh aku diperintahkan untuk menjadi orang pertama yang masuk islam.’ Dan janganlah kamu menjadi bagian dari orang-orang yang musyrik.” (al-An’am: 14) - فولاؤنا لمنْ آمنَ بالله ربًّا وبالإسلامِ دينًا وبمحمدٍ صلى الله عليه وسلم نبيًّا. - Maka loyalitas kita bagi siapa saja yang beriman pada Alloh sebagai robb, pada islam sebagai diin dan pada Muhammad –semoga Alloh limpahkan sholawat dan salam baginya- sebagai nabi. - ولاؤنا للمؤمنِ الذي يعبدُ اللهَ وحدَه لا شريكَ له ويتّبع النبيَّ في جميعِ أقوالِه وأفعالِه. - Loyalitas kita bagi orang beriman yang beribadah pada Alloh semata tanpa ada sekutu bagi-Nya dan mengikuti Nabi dalam seluruh perkataan dan perbuatannya. - ولاؤنا لمن اتخذَ القرآنَ منهجًا وسلوكًا. - Loyalitas kita bagi siapa saja yang menjadikan al-Qur-an sebagai manhaj dan jalan. - ولاؤنا لمن يسعى لتحكيمِ الشريعةِ ونادى بتطبيقِها وعملَ جادًّا لترسيخِها في أوساطِ الناسِ. - Loyalitas kita bagi siapa saja yang berusaha untuk berhukum pada syari’ah, menyeru untuk menerapkannya dan serius untuk menanamnya dengan kokoh di tengah-tengah manusia. - ولاؤنا لمن يريدُ استرجاعَ الخلافةِ الإسلاميةِ ونبذِ العلمانيةِ وحاربها. - Loyalitas kita bagi siapa saja yang ingin mengembalikan khilafah islamiyyah, serta menolak dan memerangi sekulerisme. - ولاؤنا لمن رفعَ لواءَ الإسلامِ وقامَ بنشرِه في جميعِ البلدانِ وحملَ همّه, فعلّم الناسَ التوحيدَ وحذّرهم من الشركِ ليعبدُوا اللهَ الغفورَ الشكورَ ويهدمُوا شركَ القبورِ والقصورِ. - Loyalitas kita bagi siapa saja yang meninggikan panji islam, menyebarkannya di seluruh negeri dan mengemban tujuannya. Lalu mengajarkan tawhid pada manusia dan memperingatkan mereka dari (bahaya) syirik agar mereka beribadah pada Alloh Yang maha pengampun lagi mensyukuri dan agar mereka hancurkan syirik qubur dan qushur (istana). - ولاؤنا لمن تركَ الديارَ والخلانَ والأهلَ والأوطانَ نصرةً للواحدِ الديّانِ, فنصرَ المجاهدينَ في كلِّ مكانٍ, نصرَهم في العراق والشيشان والصومال والبلقان, وفي المغرب وتركستان, وفي جزيرةِ العرب وأفغانستانَ, وفي فلسطين والشام. - Loyalitas kita bagi siapa saja yang meninggalkan rumah, orang-orang tercinta, keluarga dan Negara untuk menolong (agama) Alloh Yang esa lagi maha memperhitungkan, lalu dia menolong para mujaahidiin di setiap tempat, menolong mereka di ‘Iroq, Checnya, Shomalia, Balkan, Maghrib, Turkistan, Jaziroh ‘Arob, Afghonistan, Palestina dan Syam. - ولاؤنا لمن هاجرَ ليذودَ بسنانه وكلامه عن حياضِ الإسلامِ فحفظ بيضةَ المسلمينَ وأنقذَ أطفالًا رُضّع وشيوخًا رُكّع, وقدّم الغاليَ والنفيسَ لاسترجاعِ الأقصى الحبيسِ. - Loyalitas kita bagi siapa saja yang hijroh untuk membela telaga islam dengan gigi dan ucapannya, lalu dia jaga kebersihan kaum muslimiin dan menyelamatkan anak-anak yang masih disusui dan orang-orang tua renta. Juga dia korbankan (segala) yang mahal dan berharga untuk mengembalikan al-Aqsho yang tertawan. - ولاؤنا للمؤمنِ الذي بادرَ بنفسه وماله ليحيا المستضعفون وتُرد حقوقُ المظلومين فاقتحم غمارَ الموتِ دفاعًا عنهم يصولُ ويجولُ تحت نيرانِ القصفِ حتى لا يُزجَّ بالإخوةِ الأخواتِ بالسجونِ ويُهانَ المسلمون. - Loyalitas kita bagi orang beriman yang bersegera dengan jiwa dan hartanya untuk (mempertahankan) hidup orang-orang tertindas dan mengembalikan hak-hak orang-orang yang teraniaya. Lalu dia berhadapan dengan derita kamatian untuk membela mereka. Dia menyerang dan berputar di bawah api bombardir hingga tidak ada ikhwah ataupun akhowat yang dilempar di penjara dan (hingga tidak ada) kaum muslimiin yang dihinakan. - ولاؤنا لكلِّ مؤمنٍ مجاهدٍ في سبيل الله رأى ما حلّ بالأمّة الإسلامية من قتلٍ وقصفٍ وتخريبٍ وتدميرٍ وإهلاكٍ للحرثِ والنسلِ, فلم يهنأ له بالٌ ولم يستلذّ بطعامٍ ولا شرابٍ وتركَ الدنيا السرابَ فنفرَ لإنقاذِهم استجابةً لقولِ العزيزِ الوهّابِ: - Loyalitas kita untuk setiap mu’min mujahid di jalan Alloh yang melihat apa menimpa ummat islam dari pembunuhan, pengeboman, pengrusakan, penghancuran, serta pembinasaan ladang dan keterunan. Dia tidak nyaman dengan keadaannya, tidak merasakan lezatnya makanan dan minuman, serta meninggalkan fatamorgana dunia, lalu dia berangkat untuk menyelamatkan mereka sebagai sambutan terhadap firman Alloh Yang maha mulia lagi pemberi, (انْفِرُواْ خِفَافاً وَثِقَالاً وَجَاهِدُواْ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ) “Berangkatlah (berperang) dalam keadaan ringan dan berat, serta berjihadlah dengan harta dan jiwa kalian di jalan Alloh.” (at-Tawbah: 41) وخشية أن يقعَ في العقابِ كما في الخطاب: Juga karena rasa takut jatuh pada siksaan sebagaimana dalam pembicaraan, (إِلاَّ تَنفِرُواْ يُعَذِّبْكُمْ عَذَاباً أَلِيماً). “jika kalian tidak berperang, Alloh akan mengadzab kalian dengan ‘adzab yang pedih.” (at-Tawbah: 39) - ولاؤنا للمؤمنِ الذي رفضَ الديمقراطيةَ التي تُألّه البشرَ وتعارضُ أن يكونَ الحُكمُ لله وحدَه, فمَن حاربَ منهجَ الديمقراطيةِ المخالفَ للقرآنِ والسُّنة نواليه وننصرُه ونحبُّه ونضعُ يدَنا في يدِه ونفتحُ له قلوبَنا وبيوتَنا ونمدُّ له أيدينا؛ لأنه هو من ينقذُ أطفالَ ونساءَ المسلمين ويحررُ المقدساتِ من أيدي الصليبيينَ فنوالي المؤمنَ الرافضَ خططَ اليهودِ والنصارى وأذنابِهم في احتلالِ بلادِ المسلمينَ والسيطرةِ على منابعِ النفطِ في المجتمعاتِ الإسلاميةِ, ونقفُ جنبًا إلى جنبٍ مع المؤمنِ الصادقِ مع ربه ونبيه ودينه وأمّته, المرء المسلم الذي سَلِمَ المسلمون من لسانِه ويدِه يتحرّى من يوالي ومن يؤيد, فلا يُوالي إلا الصّادقين.. - Loyalitas kita kepada orang beriman yang menolak demokrasi yang menuhankan manusia dan yang menentang penerapan hukum Alloh semata. Maka siapa saja yang memerangi konsep demokrasi yang bertentangan dengan al-Qur-an dan as-Sunnah, kita berikan loyalitas padanya, kita tolong dia, kita cintai dia, kita bekerjasama dengan-nya, kita bukakan hati dan rumah kita untuknya, dan kita berikan bantuan dengan tangan kita baginya; karena dialah yang menyelamatkan anak-anak dan wanita-wanita kaum muslimiin serta membebaskan tempat-tempat suci dari tangan-tangan salibis. Karenanya kita loyal kepada orang beriman yang menolak langakah-langkah yahudi, nashroniy dan antek-antek mereka dalam menjajah negeri kaum muslimiin dan dalam mengawasi sumber-sumber minyak dalam masyarakat islam. Kita bekerja sama dengan orang beriman yang jujur pada Robb-nya, Nabinya, diin-nya dan ummat-nya. Seorang muslim adalah yang orang-orang islam lainnya selamat dari lisan dan tangannya, memilih orang yang loyal dan (mau) membantu, maka dia tidak (akan) loyal kecuali pada orang-orang yang jujur… - الصادق في سريرته وعلانيته صدقًا لا غَبشَ فيه نظيف القلبِ وسليم الصدرِ لا يضعُ يده في يد من روّع الآمنين من اليهودِ والحكامِ والصليبيين. - Orang jujur dalam kesendiriannya dan terang-terangannya, tidak ada kesamaran padanya, berhati bersih, berhati lurus, serta tidak bekerjasama menakut-nakuti orang-orang yang tentram dari kalangan yahudi, para penguasa dan penyembah salib. - الصادق الذي لا يُحابي سجّان الأمسِ ولم يكن له معاونًا أو مفتيًا أو مفاوضًا ولا لربه منافقًا. - Orang jujur yang tidak memihak pada penjahat masa lalu, tidak menjadi penolong, juru fatwa, ataupun penasehat, dan tidak juga bersikap munafiq pada Robb-nya. - الصادق الذي لا يبيعُ دينه بعرضٍ من الدنيا قليلٍ ولا يساومُ على بيع عقيدته وعرضه من أجل مسكنه ومأكله أو زوجته وذريّته, أو جمعيّته ومركزه, أو مسجده ومؤسسته, أو جامعته وقناته. - Orang jujur yang tidak menjual diin-nya dengan sebagian orientasi dunia yang sedikit, tidak tawar-menawar untuk menjual ‘aqidah dan kehormatan-nya hanya karena tempat tinggal atau makanannya, isteri atau keturunannya, atau organisasi dan markasnya, atau masjid dan yayasannya, atau universitas dan siaran televisinya. - الصادق الذي لم يتلبّس بنصرةِ الأمريكان وعملائهم. - Orang jujur yang tidak terlibat dalam membantu amerika dan antek-anteknya. - الصادق الذي والى المجاهدينَ وناصرهم على عدوِّهم ابتغاءَ مرضاةِ الله وتأسيًا برسولِ الله صلى الله عليه وعلى آله وسلم, فنبذَ اليهودَ والأمريكانَ وأعوانَهم وأنصارَهم وتبرّأ من مُعتقداتهم وخزعبلاتهم ولم يكن لهم مواليًا أو جاسوسًا حتى يكون مواليًا لله ولرسوله والمؤمنين, فلا يصحُّ ولاءٌ بالوقوفِ مع العملاءِ, ولا إيمانَ لمن كان ولاؤه للأمريكان يدلُّهم على عوراتِ المسلمينَ الشرفاءِ وأماكنِ المجاهدينَ الأتقياءِ ويعملُ معهم باسم مكافحة الإرهاب (أي محاربة الإسلام!), فمَن كان هذا حالُه فقد والاهم مِن دونِ المؤمنين وانطبقَ عليه قوله تعالى: - Orang jujur yang loyal kepada para mujaahidiin, membantu mereka melawan musuh mereka demi mencari ridho Alloh dan mengikuti Rosululloh –semoga Alloh limpahkan sholawat dan salam baginya dan keluarganya-. Lalu menolak yahudi, amerika, serta penolong dan pembela mereka, dan berlepas diri dari keyakinan dan dongeng-dongeng mereka, tidak loyal pada mereka atau menjadi spionase hingga (hanya) loyal pada Alloh, Rosul-Nya, dan orang-orang yang beriman. Maka tidaklah sah loyalitas yang diiringi dengan keberpihakan pada antek-antek (musuh), tidak ada iman bagi orang yang loyalitasnya pada amerika, menunjukkan aurot kaum muslimiin yang mulia pada mereka dan tempat-tempat mujaahidiin yang bertaqwa, serta bekerja sama dengan mereka atas nama memerangi terorisme (maksudnya memerangi islam!), maka siapa saja yang keadaannya demikian, sungguh dia telah loyal pada mereka selain dari selain orang-orang beriman dan terkena firman Alloh –Yang maha tinggi- (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاء بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ). “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan orang-orang yahudi dan nashroni sebagai wali. Sebagaian mereka adalah wali bagi sebagian yang lain. Dan siapa di antara kalian yang loyal kepada mereka, maka sungguh dia bagian dari mereka. Sesungguhnya Alloh tidak memberi hidayah pada kaum yang zholim.” (al-Maidah: 51) يا علماءَ المسلمين: مَن الذي يمنعُكم مِن موالاةِ المجاهدين؟ Wahai ulama’ kaum muslimiin: Siapa yang menghalangi kalian untuk loyal pada para mujaahidiin? إنْ كانَ الذي يمنعُكم هو أنهم يخالفونكم في بعضِ مسائلِ التنزيلِ؛ فقد اختلفَ الصحابةُ الكِرامُ في مسائلِ تنزيلِ الأحكامِ وتقاتلوا فيما بينهم كما حصل بين الصحابيين الجليلين معاوية وعلي رضي الله عنهما, ولكن لم يكن هذا الخلافُ سببًا لتركِ الولاءِ والمحبةِ والنصرةِ للمؤمنِ أو صرفِه للمنافقين والمشركين, بل كانوا يجتمعون على محاربةِ النصارى, إذًا فلا نتخذ من هذا الخلاف سببًا في أن نرتمي في أحضانِ العلمانيين ونتوحّد معهم ضدَّ المجاهدين. Jika yang menghalangi kalian adalah karena mereka menyelisihi kalian dalam sebagian masalah al-Qur-an; maka sungguh para sahabat yang mulia dahulu berselisih dalam beberapa hukum dalam al-Qur-an, mereka juga saling berperang sebagaimana yang terjadi antara dua sahabat yang mulia, (yakni) Mu’awiyah dan ‘Aliy –semoga Alloh meridhoi mereka berdua-, akan tetapi perselisihan ini tidak menjadi sebab untuk meninggalkan loyalitas, cinta dan menolong orang-orang beriman, atau (menjadi sebab untuk) menyerahkannya pada orang-orang munafiq dan musyrik, bahkan mereka berkumpul untuk memerangi orang-orang nashroniy, maka janganlah kita jadikan perselisihan ini sebagai sebab terlemparnya kita dalam dada orang-orang sekuler dan (menjadi sebab) bersatunya kita dengan mereka untuk melawan mujaahidiin. ولنفترض أن هذا الخلافَ هو السببُ, فمَن أشدُّ مخالفة؟ أهو الذي خالفكَ في مسألةٍ اجتهاديةٍ أو وسيلةٍ من وسائلِ التغييرِ؟ أم الحاكمُ العلمانيُّ الديمقراطيُّ الموالي للصليبيين المطبِّع مع إسرائيلَ المتحاكم للكفرِ المخالف لأصولِ الدين بدعوته إلى تقاربِ الأديان! فهذا ليس سببًا شرعيًّا في صرفِ الولاءِ لغيرِ المجاهدين ناهيك أن تكون أحد أنصار الحُكّام أو أحد المحاربين للمجاهدين على شاشة الإعلام فتخسر ولاءَ الصالحين وتُجيّر جهودك وولاءك للأنظمة العلمانية. Padahal sungguh kita akan menganggap bahwa perselisihan inilah sebabnya, lalu siapakah yang lebih keras penyelisihannya? Apakah orang yang berselisih denganmu dalam beberapa masalah ijtihaadiyyah atau (dalam) beberapa sarana perubahan? Ataukah pemerintah sekuler demokrat yang loyal pada kaum salibis yang taat pada isroo-iil yang berhukum pada kekufuran yang menyelisihi pokok-pokok diin ini dengan seruannya kepada pendekatan antar agama! Maka ini bukanlah sebab syar’iy untuk memalingkan loyalitas pada selain mujaahidiin yang melarang Anda untuk menjadi salah seorang penolong penguasa atau salah seorang yang memerangi mujaahidiin di layar media, lalu Anda rusak loyalitas kepada orang-orang sholih dan mengurap kesungguhan dan loyalitas Anda untuk pemerintahan sekuler. والمتابعُ لتاريخِ السلفِ والعلماءِ الربانيين لا يجدُ أنهم صرفوا الولاءَ لليهودِ أو النصارى أو لأذنابهم من السلاطين بل كانوا يأخذون من أهلِ الذمةِ الجزيةَ عن يدٍ وهُم صاغرون. Orang yang mengamati sejarah orang-orang terdahulu dan ulama’ robbaaniy tidak mendapati bahwa mereka memalingkan loyalitas pada yahudi dan nashroniy atau pada penguasa-penguasa yang menjadi antek-antek mereka, bahkan orang-orang terdahulu mengambil pajak dari ahludz dzimmah dari tangan (mereka) sedangkan mereka dalam keadaan terhina. وقد قاتلَ شيخُ الإسلامِ ابنُ تيميةَ مع أهلِ البِدع التتارَ الكفارَ المحتلين ديارَ المسلمين وتوحّد المسلمون تحت رايةِ البطلِ صلاحِ الدينِ الأيوبيِّ لقتالِ الإفرنجِ مع اختلافِ مذاهبهم في مسائلِ الكلام. Sungguh syaykhul islam Ibnu Taymiyyah memerangi tatar kafir yang menjajah negeri kaum muslimiin bersama ahlul bid’ah, dan kaum muslimiin bersatu di bawah panji sang pahlawan Sholahud Diin al-Ayyubiy untuk memerangi Frank meskipun madzhab mereka berbeda dalam permasalahan theology. ومن عقيدةِ أهلِ السنةِ والجماعةِ الجهادُ مع كلِّ برٍّ وفاجرٍ, بينما أننا نرى بعضًا منكم أيها العلماءُ يتفقُ مع أصحابِ البِدع المكفرةِ في قتالِ المجاهدين من أهلِ السنةِ والجماعةِ, فالمؤمن يوالى على قدرِ ما عنده من إيمانٍ ويُبغض على قدرِ ما ارتكبه من معصيةٍ, وهذا على سبيلِ التنزُّل مع المخالفِ, وإلا فمنهجُ المجاهدين من أوضحِ المناهجِ التي تدعو إلى الكتاب والسنة قولًا واعتقادًا وعملًا, وكلماتُ ومحاضراتُ وكتبُ مشايخِ الجهادِ فيها من الوضوحِ في الدعوةِ إلى التوحيدِ ونبذِ الشركِ مع السعيِّ لإقامةِ الخلافةِ الإسلاميةِ ما لا يوجدُ عند بقيةِ الجماعاتِ ومواقفهم لم تتغير تجاه الحاكمِ المنازعِ الله في حاكميته, إذًا فما الذي يجعلكم تسارعون في موالاةِ الطغاةِ -إلا من رحم الله منكم- حتى وصلَ بكم الحالُ إلى التشكيكِ بقدرات المجاهدين في استرجاع الخلافةِ الإسلاميةِ وكأن التاريخَ غُيِّبَ عنكم أو كأنكم لم تقرؤوا سيرةَ النبيِّ صلى الله عليه وسلم في كيفيةِ بناءِ الدولةِ الإسلاميةِ في ظلِّ وجودِ دولةِ المشركين, في ظلِّ وجودِ دولةِ اليهودِ والرومِ وفارسَ وأعوانِهم من المنافقين. Sedangkan bagian dari ‘aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah adalah berjihad bersama orang yang baik dan orang yang fajir. Sedangkan kami melihat sebagian dari kalian wahai ulama’, bersepakat dengan ahlul bid’ah al-mukaffiroh untuk memerangi para muajahidiin dari Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah, padahal (semestinya) seorang mu’min diberikan loyalitas sesuai dengan kadar iman yang ada padanya, dan dibenci sesuai dengan kadar kemaksiatan yang dilakukannya. Inilah metode berlepas diri dengan orang yang menyelisihi. Namun manhaj mujaahidiin lah manhaj yang paling jelas yang menyeru pada al-Kitab dan as-Sunnah, secara perkataan, keyakinan dan perbuatan. Di dalam perkataan, ceramah dan kitab-kitab masyayikhul jihad ada kejelasan mengenai da’wah / seruan kepada tawhid dan menolak syirk diiringi dengan usaha untuk mendirikan khilafah islamiyyah, sebagai hal yang tidak didapati pada jamaa’ah-jamaa’ah lain dan posisi mereka menghadapi para penguasa yang menyelisihi Alloh dalam penetapan hukum-Nya tidaklah berubah. Jadi, apa yang menjadikan kalian berlomba-lomba untuk loyal kepada para tiran –kecuali orang yang Alloh sayangi di antara kalian-, hingga sampailah keadaaan kalian meragukan qodar para mujaahidiin dalam mengembalikan khilafah islamiyyah. Seolah-olah sejarah telah lenyap dari hadapan kalian atau seolah-olah kalian tidak pernah membaca sejarah Nabi –semoga sholawat dan salam Alloh limpahkan padanya-, bagaimana mendirikan dawlah islam di bawah bayangan eksistensi dawlah musyrikiin, di bawah bayangan eksistensi dawlah yahudi, rum, Persia dan para pembantu mereka dari kalangan munafiqiin. أيها العلماءُ: أَوَمَا تعُون أنه كلما توسّع المجاهدون في الأرض وأثخنوا الضرباتِ في العدوِّ الصليبي استخدمكم عملاؤهم أبواقًا إعلامية لتخدّروا الأمّة وتشككوا بشرعيةِ استهدافِ الكفارِ المحاربين ورؤوسِ الردةِ المارقين وترمُوا خيرةَ المجاهدينَ بفكرِ الخوارجِ المنحرفِ, وبهذا شاركتموهم في محاربةِ المدِّ الجهاديِّ المتنامي, فكل هذا الذي يبدرُ منكم ليس من الولاء للمؤمنين بل جُيِّرت جهودكم وولاؤكم لصالحِ الحملةِ الصليبيةِ بسببِ قعودِكم وموالاتِكم لعملائهم وتقديمِ مصالحكم الجزئية الموهومة على مصالحِ الأمّةِ الكليةِ المتحققةِ. Wahai para ulamaa’ Tidakkah kalian memperhatikan bahwa setiap kali mujaahidiin mendapat keluasan di bumi dan menimpakan berbagai serangan pada musuh salibis, antek-antek musuh pun menggunakan kalian sebagai corong media untuk membius ummat, menyebarkan keraguan dalam (hukum) syar’iy mentarget pasukan kafir dan para pemimpin riddah yang keluar (dari islam). Kalian juga menuduh kebaikan para mujaahidiin sebagai pemikiran khowarij yang menyimpang. Dengan ini kalian telah berpartisipasi dalam memerangi bantuan jihad yang sedang berkembang. Semua yang kalian bergegas menujunya ini bukanlah bagian dari loyalitas untuk orang-orang beriman. Bahkan kerja keras dan loyalitas kalian diurap untuk kepentingan perang salib disebabkan sikap duduk dan loyalitas kalian untuk antek-antek mereka, serta dedikasi kepentingan parsial kalian yang tidak jelas untuk kepentingan universal ummat yang pasti. فهؤلاء المتناقضون في آرائهم يصرفون مسألةَ الولاءِ على غيرِ ما أراده اللهُ ورسولُه, فتُخالف أفعالُهم أقوالَهم ويذمون واقعًا هم لبناته والمسهمون فيه ويتغير ولاؤهم على حسبِ القوى وميزانِ الهوى! بالأمسِ لمّا ضُرِبت غزة تبرؤوا ممن وقف مع إسرائيل وقالوا إنّ حكامَ العربِ لا يعبدون إلا كراسيهم فهي آلهتهم, ودعا بعضُهم لقتالهم, ثم سرعانَ ما تبخرَ كلُّ هذا وجوّزوا للحاكمِ موالاةَ اليهودِ والنصارى لدفعِ ضررهم الأكبر وكأنّ ديارَ المسلمين غير محتلةٍ ودينهم غير مُحارب وأعراضُهم مُصانة وأموالهم محروزة!. Maka orang-orang yang opininya hancur, mereka memalingkan masalah loyalitas pada selain apa yang tidak dikehendaki oleh Alloh dan Rosul-Nya. Lalu perbuatan mereka menyelisihi perkataan mereka dan mereka cela kenyataan, mereka adalah untuk kerusakannya, di dalamnya mereka juga berperan dan merubah loyalitas mereka sesuai dengan kekuatan dan timbangan hawa nafsu! Kemarin ketika Gaza diserang mereka berlepas diri dari siapa saja yang berdiri (mendukung) isroo-iil. Mereka mengatakan sungguh pemerintahan arab tidak menyembah (siapapun) kecuali kursi mereka yang merupakan ilah mereka. Sebagian mereka menyeru untuk memerangi mereka (isroo-iil). Kemudian dengan cepat semuanya itu menguap dan mereka membolehkan si penguasa untuk loyal pada yahudi dan nashroniy (dengan alas an) untuk menolak bahaya yang lebih besar seolah-olah negeri kaum muslimiin tidak terjajah, diin mereka tidak diperangi, kehormatan mereka terlindungi dan harta mereka terpelihara! سبحانَ اللهِ كانَ طرحُ كثيرٍ من الدعاةِ في المحاضراتِ وفي حديثهم للناسِ طرح مفاهيمِ الكتابِ والسنة, وكان ولاؤهم لهما ولمن طبّقهما من أبناءِ المسلمين وعلى وجهِ الخصوصِ كانَ الولاءُ للمجاهدينَ حفاظًا على التوحيدِ وأهلِه وحربًا على العلمانيةِ وأصحابِها, فوالوهم وذادوا عنهم وعادوا كلَّ من عاداهم من أعداءِ الدينِ ومن وقفَ معهم, ثم تغيرت الأحوالُ وتبدلت المواقفُ عندما غُيِّبَ بعضهم في السجونِ وأُوقِف من أُوقِف منهم وامتُحِن في دينه فعندها انقسمت الولاءات إلى قسمينِ بناءً على الأقوى, فتناقضت الأفعالُ والأقوالُ, فمن والوه بالأمسِ عادوه اليومَ ومن عادوه ونابذوه من الحكامِ الخونةِ والوه, في حين أن هؤلاء الحكام مبادئهم هي المبادئ العلمانية نفسها لم تتغير أو تتبدل بل ازدادت وضوحًا في مخالفةِ منهجِ اللهِ. Maha suci Alloh, telah ada penolakan dari kebanyakan da’i dalam berceramah dan dalam berbicara pada manusia mereka menolak pemahaman al-Kitab dan as-Sunnah. Padahal dahulu loyalitas mereka untuk keduanya (al-Kitab dan as-Sunnah) dan untuk siapa saja yang menerapkan keduanya dari putera-putera kaum muslimiin, khususnya loyalitas adalah untuk para mujaahidiin untuk menjaga tawhid dan pemeluknya, juga untuk memerangi sekulerisme dan pemeluknya. Mereka loyal pada para mujaahidiin, membela mereka, dan memusuhi siapa saja yang memusuhi mereka dari kalangan musuh-musuh diin ini serta siapa saja yang berdiri mendukung musuh-musuh itu. Kemudian berubahlah keadaaan dan sikap pun juga berubah, ketika sebagian mereka ditahan dalam penjara, sebagian dihentikan (da’wahnya) dan mendapatkan ujian dalam diin-nya, ketika itulah loyalitas terbagi menjadi dua berdasarkan pada yang lebih kuat. Perbuatan dan perkataan pun menjadi runtuh. Siapa yang kemarin diberikan loyalitas padanya, hari ini dimusuhinya. Dan penguasa pengkhianat yang dahulu dimusuhi dan ditolaknya, (sekarang) diberikan loyalitas padanya. Ketika prinsip penguasa itu menggunakan prinsip sekuler saja (justru) tidak berubah, bahkan bertambah jelas penyelisihan mereka terhadap manhaj Alloh. وهنا أطرحُ على مَن كان هذا حاله هذا السؤالَ, ولكن الجواب يترتب عليه جنةٌ لمن وُفِّق وفاز, ونارٌ لمن لم يُوفق وخِسر, ولابد أن يكونَ الجوابُ بعيدًا عن المداهناتِ والمجاملاتِ لأن المسألةَ مسألةُ إيمانٍ وكفرٍ, مسألةُ توحيدٍ وشِركٍ, والسؤالُ: Disinilah akan saya sampaikan pertanyaan kepada siapa saja yang dalam keadaaan demikian, akan tetapi jawabannya berdampak pada surga bagi siapa yang mendapat tawfiq dan mendapat kemenangan, serta neraka bagi siapa saja yang tidak mendapat tawfiq dan merugi. Jawaban juga harus jauh dari mudahanah (penjilatan) dan kepura-puraan karena permasalahan ini adalah permasalahan iman dan kufr, permasalahan tawhid dan syirik, pertanyaannya adalah; مَن هو أحقُّ بالولاءِ والنصرةِ والمحبّةِ, أهوَ المؤمنُ صاحبُ العقيدةِ التي لا غُبارَ عليها -عقيدةِ أهلِ السنةِ والجماعةِ- أم هو العلمانيُّ صاحبُ عقيدةِ الكفرِ بأحكامِ الشريعةِ السماويةِ؟ Siapakah yang lebih berhak mendapat loyalitas, pertolongan dan kecintaan? Apakah orang beriman yang memiliki ‘aqidah yang tidak catat –‘aqiidah Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah- ataukah orang sekuler yang memiliki ‘aqiidah kufr (ingkar) terhadap hukum-hukum syari’ah dari langit? مَن أحقُّ بالولاءِ, أهوَ مَن يبذلُ روحَه ومالَه ليبقى دينُه, أو هو من يسعى السعيَّ الحثيثَ لمحاربةِ الإسلامِ, تارةً ينشرُ الآراءَ المخالفةَ للقرآنِ والسنةِ -كالقوميةِ والديمقراطيةِ والاشتراكيةِ- وتارةً يشاركُ في محاربةِ الدينِ؟ Siapakah yang lebih berhak mendapat loyalitas? Apakah orang yang mengorbankan nyawa dan hartanya agar diin ini kekal, ataukah orang yang melakukan usaha yang cepat untuk memerangi islam, yang terkadang menyebarkan opini-opini yang bertentangan dengan al-Qur-an dan as-Sunnah –seperti nasionalisme, demokrasi dan sosialisme- dan terkadang berpartisipasi dalam memerangi diin ini? مَن أحقُّ بالولاءِ, أهوَ مَن يجاهدُ ليقيمَ الخلافةَ الإسلاميةَ, أو هو مَن يعملُ لترسيخِ حكمِ اليهودِ والنصارى في الأرضِ؟ Siapakah yang lebih berhak mendapat loyalitas? Apakah orang yang berjihad untuk mendirikan khilafah islamiyyah, ataukah orang yang bekerja untuk mengokohkan hukum yahudi dan nashroniy? يا علماءَ المسلمين: كيفَ وضعتُم أيديكم في أيدي الحكامِ -إلا مَن رحمَ اللهُ منكم- وأعطيتموهم الولاءَ مع أنهم تبنوا العلمانيةَ ورفضُوا الشريعةَ وأقروا بمواثيقِ الأممِ المتحدةِ وتحاكموا إلى محاكمِها وأيّدوا المحتلَّ وشاركوا في تحقيقِ مُخططه وسهّلوا له الاستيلاءَ على منابعِ النفطِ وخانوا الأمّةَ واستباحُوا الخمرَ والزنا والربا بقوانينِهم الوضعيةِ وحاربوا الله ورسوله؟ Wahai ulamaa’ kaum muslimiin: Bagaimana kalian bisa bekerjasama dengan para penguasa –kecuali yang Alloh sayangi di antara kalian-, kalian berikan loyalitas pada mereka sedangkan mereka cenderung pada sekulerisme, menolak syari’ah, menyepakati perjanjian PBB, berhukum dengan pengadilan mereka, membantu penjajah, berpartisipasi dalam mewujudkan rancangan penjajah, mempermudah penjajah untuk menguasai sumber minyak, mengkhianati ummat, melegalkan khomr, zina dan riba dengan udang-undang mereka, serta memerangi Alloh dan Rosul-Nya? يا علماءَ المسلمين: لماذا هذا التحريفُ والتعطيلُ لمفهومِ الولاءِ؟ ولماذا لا نراكم توالون المؤمنين فتتبنون قضاياهم وتناصروهم وتقاتلون دونهم بدلَ أن تصرفوا الولاءَ لمن عاداهم وناصرَ عدوّهم ومنعَ المسلمين من الأخذ بثأرهم ودفع الصائل عنهم, لماذا تُضفون عليهم الصبغةَ الشرعيةَ وتجعلونهم ولاةَ أمرٍ شرعيين؟ فمن الذي يُجوِّز لكم هذا ولا سيما في ظلِّ هذه الأوضاعِ التي تمرُّ بها الأمّةُ الإسلاميةُ وتكالب الأعداءِ وأنصارهم عليها, فواليتم أعداءها ومدمري حضارتها وإنتاجها, وفي صحيح الإمام البخاري من حديث أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "إنّ الله قال: Wahai ulamaa’ kaum muslimiin: Kenapa ada penyimpangan dan peniadaan paham loyalitas? Kenapa kami tidak melihat kalian memberikan loyalitas pada orang-orang beriman, lalu kalian perbaiki urusan mereka, kalian tolong mereka dan berperang membela mereka sebagai ganti daripada kalian palingkan loyalitas kepada orang yang memusuhi mereka, menolong musuh mereka, melarang kaum muslimiin dari membalas mereka dan melawan serangan mereka? Kenapa kalian menyandarkan ajaran syar’iy pada mereka dan kalian jadikan mereka sebagai waliyul amri yang syar’iy? Siapakah yang membolehkan kalian untuk berbuat demikian, terutama dalam kondisi yang dilalui ummat islam ini, sedangkan musuh dan penolongnya mengeroyok mereka, lalu kalian berikan loyalitas pada musuh mereka dan menghancurkan kebudayaan serta produksi mereka. Di dalam shohih imam al-Bukhoriy terdapat hadits Abu Huroyroh –semoga Alloh meridhoinya- berkata, Rosululloh –semoga Alloh melimpahkan sholawat dan salam baginya- bersabda, sesungguhnya Alloh berfirman من عادى لي وليًّا فقد آذنته بالحرب “Barang siapa yang memusuhi wali-Ku, sungguh aku izinkan dia untuk diperangi.” فحبُّ المؤمنِ ومناصرته والوقوفُ إلى جانبه ضدَّ الأعداء وبغضُ الكافرين ومقاتلتهم مِن لوازمِ الإيمانِ بالولاء, فيجبُ علينا أن نحبَّ لله ونُبغِض لله ونوالي في الله ونعادي في الله, ومن لوازمِ الإيمان بالولاء عدم حِل غيبةِ المسلمِ وحسده وبغضه وعدم خذلانه وظُلمه وعدم استباحة دمه وماله وعرضه, وأي خذلانٍ للمجاهدين أكثرُ مما يحصلُ منا اليوم؟ Maka mencintai orang beriman, menolongnya, berdiri di sisinya (untuk) melawan musuh, membenci orang-orang kafir, dan memerangi mereka merupakan bagian dari hal-hal penting dalam iman yang berkaitan dengan loyalitas. Maka wajib bagi kita untuk cinta karena Alloh, benci karena Alloh, loyal karena Alloh, memusuhi karena Alloh. Dan termasuk hal-hal penting dalam iman yang berkaitan dengan loyalitas adalah tidak halal meng-ghibah seorang muslim, dengki padanya, membencinya, tidak menelantarkan dan menzholiminya, tidak menghalalkan darah, harta dan kehormatan-nya. Dan penelantaran terhadap mujaahidiin apa lagi yang lebih banyak terjadi pada kita hari ini? خذلانهم في أفغانستانَ والعراقِ والصومالِ والشيشانِ وفي جزيرةِ العربِ, أوما حرّكت مشاعرَنا المشاهدُ البشِعةُ التي نراها ونسمعُ عنها في استباحةِ أعراضِ المسلمين؟ فكم من أختٍ لنا هتك عرضَها الأمريكان وعملاؤهم! Menelantarkan mereka di Afghonistan, ‘Iroq, Shomalia, Checnya, dan di Jaziroh ‘Arob. Tidakkah perasaan kita tergerak oleh pemandangan yang tidak baik yang kita lihat dan kita dengar berkenaan dengan dihalalkannya kehormatan kaum muslimiin? Berapa banyak saudari kita yang dirusak kehormatannya oleh amerika dan antek-anteknya?! أيها المسلمون: أما لامست آذاننا صرخاتُ الأطفالِ وأنّاتُ الأمهاتِ؟ كم من أطنانِ المتفجراتِ التي صُبّت عليهم؟ Wahai kaum muslimiin: Tidakkah telinga kita tersentuh oleh teriakan anak-anak dan rintihan ibu-ibu? Berapa ton bom yang telah ditimpakan kepada mereka? فإن كنا صادقين في ولائنا للهِ ورسولهِ والمؤمنين فلماذا هذا السكوتُ منا؟ فلا بدَّ أن ننفرَ في سبيل الله لننقذَ المسلماتِ ونسترجعَ المقدساتِ ونخلصَ الأقصى من هدم اليهود, ففي صحيح مسلم قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: Maka jika kita jujur dalam memberikan loyalitas karena Alloh, Rosul-Nya, dan orang-orang beriman, kenapa kita hanya diam saja? Kita harus berangkat (berperang) di jalan Alloh untuk menyelamatkan wanita-wanita muslimah, mengembalikan tempat-tempat suci, dan untuk melepaskan al-Aqsho dari penghancuran yang dilakukan oleh yahudi. Di dalam shohih muslim disebutkan, Rosululloh –semoga Alloh limpahkan sholawat dan salam baginya- bersabda, "لا تحاسدُوا ولا تناجشوا ولا تباغضوا ولا تدابروا ولا يبِع بعضكم على بيع بعضٍ وكونوا عبادَ اللهِ إخوانًا, المسلمُ أخو المسلمِ لا يظلمه ولا يخذله ولا يحقره, التقوى هاهنا -ويُشيرُ إلى صدرِه ثلاثَ مراتٍ- بحسبِ امرئٍ من الشر أن يحقرَ أخاه المسلمَ, كل المسلمِ على المسلمِ حرامٌ دمُه ومالُه وعرضُه". “Janganlah kalian saling mendengki, janganlah kalian saling menyalahkan, janganlah kalian saling membenci, janganlah kalian saling memusuhi, janganlah sebagian kalian menjual di atas penjualan sebagian yang lain, dan jadilah hamba-hamba Alloh yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara seorang muslim. Janganlah menzholiminya, janganlah menelantarkannya dan janganlah menghinakannya. Taqwa itu ada di sini –beliau menunjuk ke dadanya 3 kali-. Cukuplah seseorang dianggap buruk ketika dia merendahkan saudaranya yang muslim. Setiap muslim terhadap muslim yang lain haram darahnya, hartanya dan kehormatannya.” ومن علاماتِ الإيمانِ بالولاء القيامُ بحاجةِ المسلمِ وستره وتفريج كربه, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: Termasuk ciri-ciri iman yang berkaitan dengan loyalitas adalah memenuhi kebutuhan seorang muslim, menutupi (aib)nya dan melapangkan kesusahannya. Rosululloh –semoga Alloh limpahkan sholawat dan salaam baginya- bersabda, "مَن كان في حاجةِ أخيه كانَ اللهُ في حاجته ومن فرّج عن مسلمٍ كربة فرّج الله بها عنه كربة من كُرب يوم القيامة ومن ستر مسلمًا ستره الله يوم القيامة" رواه مسلم. “Siapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, Alloh memenuhi kebutuhannya, siapa yang melapangkan kesusahan dari seorang muslim, Alloh lapangkan darinya satu kesusahan di hari kiamat, dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim, Alloh tutupi (aib)nya di hari kiamat.” (Diriwayatkan oleh Muslim) وفي الأخير, يا شبابَ الإسلام وفرسانَه, بِكُم تنعقدُ الآمالُ, فذودُوا عن المؤمنينَ وجادلُوا مَن ظَلَمَهُم مِن أهلِ الإسلامِ باللينِ وبالتي هيَ أحسنُ شيئًا فشيئًا حتّى تردُّوهم إلى صوابِهم, وأطلِعوهم على كُتبِ المجاهدينَ وإصداراتِهم. Terakhir, wahai pemuda dan ksatria islam, harapan ini terikat pada kalian. Belalah kaum mu’miniin, bantahlah siapa saja yang menzholimi mereka dari pemeluk islam dengan lembut dan dengan cara yang baik sedikit demi sedikit hingga kalian dapat mengembalikan mereka kepada kebenaran. Sampaikanlah kepada mereka kitab-kitab para mujaahidiin dan rilisan-rilisannya. اللهم انصُر الإسلامَ والمسلمينَ ومن والاهم, وأهلِك أعداءك أعداءَ الدينِ ومَن ناصرهم, ووفقنا لموالاةِ المؤمنينَ وأعِنا على البراءةِ مِن المرتدينَ, وسلامٌ على المرسلينَ, والحمدُ للهِ مُتولي المؤمنينَ وناصرِ المجاهدين. Ya Alloh, tolonglah islam dan muslimiin serta siapa saja yang loyal pada mereka. Binasakanlah musuh-musuh-Mu yang juga musuh-musuh diin ini dan siapa saja yang menolong mereka. Berikanlah tawfiq kepada kami untuk loyal pada orang-orang beriman dan bantulah kami untuk berlepas diri dari orang-orang murtad. Salam sejahterah bagi para rosul. Segala puji bagi Alloh sebagai wali bagi orang-orang beriman dan penolong bagi para mujahaahidiin. زوروا: Kunjungilah: الدليل المركزي Central Guide مؤسسة البراق الإعلامية Departement Informasi “al-Buroq” http://up2001.co.cc/central-guide منبر التوحيد والجهاد: www.tawhed.ws |
Selasa, 22 November 2011
Loyalitas Terhadap Orang-orang Beriman ( الوَلَاءُ لِلمُؤْمِنِينَ )
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar